Management Strategy

Branchless Insurance, Solusi Bagi Mahalnya Biaya Distribusi Asuransi Mikro

Branchless Insurance, Solusi Bagi Mahalnya Biaya Distribusi Asuransi Mikro

Masyarakat berpendapatan rendah di Indonesia mulai bergerak ke level yang lebih baik. Berdasarkan prediksi Komite Ekonomi Nasional (KEN), pendapatan per kapita kita bakal meningkat dari US$ 4 ribu menjadi US$ 15 ribu. Masyarakat yang akan ‘naik kelas’ ini merupakan potensi yang besar bagi industri asuransi, terutama asuransi mikro.

“Untuk itu, mulai sekarang sudah harus didorong sosialisasi tentang asuransi ke mereka,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Firdaus Djaelani.

Beberapa perusahaan asuransi sebenarnya sudah masuk ke masyarakat berpendapatan menengah bawah melalui asuransi mikro. Sayangnya asuransi mikro selalu terbentur masalah pendistribusian, sehingga asuransi jenis ini kurang berkembang hingga saat ini.

“Selama ini kendala terbesar asuransi mikro adalah bagaimana mendistribusikan produk ini kepada penduduk yang berpenghasilan rendah,” ujarnya.

Firdaus menjelaskan, asuransi mikro preminya kecil, sekitar Rp 15 ribu per semester atau Rp 20 ribu per tahun. Premi yang kecil ini tak sebanding dengan biaya distribusi.

Untuk itu Firdaus mengusulkan ide “’branceless insurance”, ide yang terinspirasi dari branchless banking yang sedang tren belakangan ini. Melalui branchless insurance, nantinya ‘jualan’ asuransi tidak harus melalui cabang atau agen, tapi bisa melalui lembaga keuangan mikro, atau Pegadaian dan minimarket.

“Perusahaan asuransi bisa memberdayakan lembaga keuangan mikro yang jumlahnya lebih dari 500 ribu di Indonesia,atau bekerja sama dengan Pegadaian yang punya 4 ribu cabang, atau bisa juga Alfa, Indomart, dll, yang penting bagaimana pendistribusian ini berjalan.” (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved