Management Strategy

Budi G Sadikin: BNM Jangan Batasi Ekspansi Bank Mandiri

Budi G Sadikin: BNM Jangan Batasi Ekspansi Bank Mandiri

Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan sikap Bank Negara Malaysia (BNM) yang mempersempit ruang gerak perseroan dalam berekspansi di negeri Jiran adalah sikap yang tidak adil.

foto by: Lila Intana

foto by: Lila Intana

“Sebenarnya kami masih tertarik buka cabang di Malaysia. Modal kami ada, tapi cabangnya jangan dibatasi dong,” tegas Budi Gunadi.

BNM sebelumnya memperkenankan Bank Mandiri melakukan kegiatan operasional perbankan konvensional yang mencakup transaksi retail & wholesale banking (corporate banking & selective investment banking seperti penerbitan obligasi. Bank dengan aset terbesar di Indonesia ini juga diizinkan mendirikan syariah subsidiary dan bisa beroperasi lebih liberal di Malaysia.

Sayangnya, kebebasan melakukan kegiatan operasional tersebut kemudian dibatasi oleh beberapa ketentuan yang dirasa sangat memberatkan Bank Mandiri.

BNM menyaratkan modal minimun RM 300 juta yang harus disetor bertahap selama lima tahun dengan setoral awal RM 100 juta.Soal modal, Bank Mandiri jelas tak kekurangan, hanya saja BNM mengeluarkan ketentuan sederet pembatasan, mulai dari pembatasan jaringan ATM, jumlah cabang hingga lokasi cabang.

BNM hanya mengizinkan Bank Mandiri membuka ATM nya di dalam kantor cabang. Memang mereka tidak melarang bank asing untuk bergabung dalam jaringan ATM Malaysia Electronic Payment Systems (MEPS), namun biaya yang dikenakan mahal, berbebeda dengan bank lokal.

“Sebagai contoh, Bank Mandiri akan dibebankan biaya sebesar MYR 4 per transaksi, sedangkan bank lokal hanya MYR 1 per transaksi,” kata Budi Gunadi.

Atas pembatasan ATM ini, perseroan melayangkan surat keberatan kepada BNM per tanggal 29 Oktober 2013 lalu. “Kami juga mengharapkan BNM untuk memberikan kemudahan akses penempatan ATM kami di luar cabang.”

Batasan lain yang diberlakukan BNM yakni mereka hanya memperkenankan pendirian 18 cabang, dua di pusat kota, empat di wilayah semi urban, dua non urban dan 10 microfinance. “Bank mandiri dalam surat yang dilayangkan berharap BNM tidak membatasai jumlah dan lokasi cabang.”

Resiprokal

Dengan adanya pembatasan tersebut, Bank Mandiri menilai mustahil bagi mereka untuk mencetak laba di Malaysia. Menurut Bank yang di 2014 menargetkan capital market-nya menjadi top five bank Asia ini mengaku, dananya hanya akan berputar-putar saja dan tidak mendapatkan untung.

“Modalnya harus besar tapi dibatasi. Sama saja susah untuk kami dapat untung padahal modal sudah seperti itu,” tambah Budi.

Lebih jauh Bank Mandiri mempertanyakan tentang asas resiprokal atau asas kesetaraan antara perbankan asing dengan bank nasional. Di Indonesia, bank Malaysia seperti CIMB Niaga dan BI bebas mendirikan ATM, menghimpun dana pihak ketiga, bahkan masuk ke penyaluran kredit mikro. Artinya tidak ada ketidaksetaraan asas resiprokal antara otoritas perbankan Malaysia, dalam hal ini BNM dengan Bank Indonesia (BI).


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved