Management Strategy

Cara BTN Siasati Perekonomian 2014

Cara BTN Siasati Perekonomian 2014

Banyak kalangan yang optimistis dan sebagian pesimistis terhadap kondisi perekonomian di Indonesia tahun 2014, karena akan dihadapkan pada ketidakpastian global di tengah ekonomi domestik yang dipengaruhi pesta politik nasional. Tahun depan pertumbuhan ekonomi diprediksi 5,8%-6,2%.

Bukan hanya itu, di dalam negeri defisit perdagangan dan traksaksi berjalan tetap menjadi kekhawatiran investor. Bahkan berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan Bank Indonesia untuk memitigasi deficit external balance tersebut menimbulkan efek samping penurunan investasi dan pertumbuhan ekonomi. Belum lagi perdebatan soal pagu hutang yang masih akan berulang, isu pengurangan stimulusdi AS juga menjadi perhatian investor global.

BTN Outlook

Dalam Economy Outlook 2014 yang mengusung tema ‘Investasi 2014: Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi’ yang diselenggarakan oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk dan Investor Daily di Hotel Four Seasons, Jakarta, (18/11), Muliaman D. Hadad, Ketua Otoritas Jasa Keuangan, tetap optimistis bahwa tahun 2014 ekonomi kita akan tetap stabil.

Saat ini industri keuangan nasional jauh lebih kuat, sehingga diharapkan bisa tumbuh dengan tetap dikelola secara profesional melalui prinsip tata kelola perusahaan (good corporate governance/GCG), serta memberikan perlindungan konsumen. Hal ini membuat pemerintah tenang karena industri keuangannya sehat, deposan tenang, pemilik bank tenang, regulator juga tenang.

Direktur Utama BTN, Maryono, mengakui, meski ada guncangan global, sektor properti terus bertumbuh. Pertumbuhan tersebut diakui cukup sehat, karena BI telah mengeluarkan sejumlah kebijakan antisipatif, seperti loan to value (LTV), pengereman kredit, dan terakhir menaikkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 7,5 persen. Menurut dia, sejumlah langkah tersebut dilakukan mengingat angka backlog perumahan di Indonesia sangat besar, yaitu 13,5 juta.

Namun, untuk menghadapi kondisi tersebut agar tetap eksis, BTN akan melakukan transformasi dan pengembangan bisnis. “Ke depannya, kami harus mencari bisnis baru sebagai mesin pendapatan perseroan,” kata Maryono. Langkah yang diambil antara lain mencari market yang lain yang mungkin selama ini belum diambil. Jika selama ini market individu, mungkin tahun depan akan membidik market korporasi. Caranya dengan bekerja sama dengan BUMN atau perusahaan yang memiliki banyak karyawan untuk mendapat market baru.

Selain itu, BTN akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk membangun perumahan-perumahan baru. BTN juga tidak hanya khusus membiayai KPR, tapi juga consumer banking, pengelolaan risiko dan efisiensi. Dengan masuk ke pembiayaan perumahan segmen korporasi akan semakin memperkuat dan memperluas basis bisnis BTN di sektor Kredit Perumahan Rakyat. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved