Management Strategy

Cara Grup Astra Terapkan Konsep Hijau

Cara Grup Astra Terapkan Konsep Hijau

Grup Astra adalah salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia. Tentu, tidak mudah mengimbau 197 anak usaha untuk bergerak bersama menerapkan konsep ramah lingkungan (green concept). Untuk itulah, PT Astra International Tbk membuat Astra Green Company System yang mulai dijalankan sejak tahun 1999 silam. Sistem ini direkayasa sedemikian rupa agar menjadi panduan seluruh anak usaha.

“Ini adalah kebijakan corporate yang harus dijalankan anak-anak usaha. Kami evaluasi setiap tahun dan menjadi KPI masing-masing anak perusahaan. Kalau dapat warna merah, pasti performance-nya buruk. Sistem kami sudah sesuai standar nasional dan internasional,” kata Benny Priyatna Kusumah, Ketua Tim Divisi Lingkungan & Tanggung Jawab Sosial Astra International.

Menurut dia, dampaknya implementasi sistem yang punya peringkat penilaian dari hitam, merah, biru, hijau, hingga emas ini luar biasa. Dengan sistem tersebut, bisa dipastikan tidak ada anak usaha yang mencemari lingkungan. Dengan memiliki nilai biru, berarti taat aturan, termasuk regulasi yang dikeluarkan pemerintah dan kementerian teknis terkait. Dalam sistem ini, ada program efisiensi energi yang bertujuan untuk menekan biaya.

astra

“Benefit yang kami peroleh khusus dari program green energy adalah menurunkan 20% konsumsi air, konsumsi solar 6%, konsumsi oli 17%, konsumsi listrik 3%, penurunan emisi CO2 9%, dan limbah cair B3 23% per unit produk,” katanya.

Selain itu, Grup Astra juga punya konsep hijau dalam setiap program tanggung jawab sosial (CSR) mereka. Ada 4 pilar yang diusung yakni pendidikan, lingkungan, kesehatan, dan UKM. Untuk lingkungan, fokus terhadap sanitasi. Untuk pendidikan, perseroan fokus pada pendidikan dasar dan menengah. Sedangkan, UKM difokuskan pada subkontraktor Astra dan komunitas lokal di setiap wilayah operasi Grup Astra.

“Selain itu, kami juga membuat Astra Forest seluas 200 hektare di Sentul, Bogor. Konsepnya adalah eco, edu, tourism forest. Bagaimana hutan bisa menjadi sarana pendidikan, riset, dan wisata. Di sini ada banyak wahana yang bisa dipakai untuk penelitian, olahraga, kemping, ada jogging tracknya,” kata Benny.

Yang tak kalah menarik adalah adanya tanaman langka, plus green house. Saat ini, sudah ada sekitar 175.700 pohon yang dilakukan penanaman pada kurun 2012-2014. Dari jumlah tersebut, tanaman langka sekitar 3.925 pohon. “Kami fokus ke tanaman langka sehingga membantu program pemerintah,” katanya. (Reportase: Sri Niken Handayani)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved