Management

Cara Iswandi Said Mentransformasi Hotel Indonesia Natour

Cara Iswandi Said Mentransformasi Hotel Indonesia Natour
Iswandi Said Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero), (kedua dari kiri)

Perlahan tapi pasti, PT Hotel Indonesia Natour (Persero)/HIN mulai menunjukkan kinerja positif. Sejak tahun 2015, HIN mengalami kerugian Rp 113 miliar. Kini, di tangan Iswandi Said, Direktur utama PT HIN, mulai meraup untung. “Kami melakukan transformasi sejak 2015, dan hasilnya mulai dirasakan tahun 2018,” kata Iswandi.

Diakui Iswandi, tahun lalu HIN berhasil meningkatkan keuntungan secara signifikan, dari target Rp 9 juta pada tahun 2017 menjadi sebesar Rp 21 miliar pada tahun 2018. “Kami seperti mendapat durian runtuh di tahun 2018, karena ada berbagai event internasional,” katanya.

Berbagai event internasional, seperti melaksanakan pengelolaan layanan jasa pada event pra atau “Inviting Asian Games”, acara pertemuan tahunan World Bank-IMF, di mana salah satu hotel HIN, Inaya Putri Bali menjadi “official hotel” bagi para delegasi IMF (International Monetery Fund) dan World Bank, serta konferensi internasional wanita (UN ICW) di hotel Grand Inna Malioboro, Yogyakarta.

Tidak hanya itu, peningkatan keuntungan tersebut berhasil diraih berkat berbagai langkah, program, mulai dari penataan dan pengembangan berbagai sarana dan fasilitas hotel, peningkatan aspek pelayanan, pengembangan budaya perusahaan (corporate culture), pengembangan sistem human capital, serta peningkatan dan pengembangan program pemasaran perusahaan.

Melalui berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan tersebut, pada tahun 2018 HIN berhasil meningkatkan tingkat okupansi kamar (occupancy rate) sebesar 6,02 poin menjadi 69%. “Tahun ini kami menargetkan okupansi kamar 72%,” kata Sakti Prameswari, VP Sales & Marketing PT HIN (Persero).

Dari sisi jumlah kamar yang terjual pun mengalami peningkatan sebesar 9,97% terutama peningkatan tamu turis domestik maupun mancanegara. Penjualan secara online mengalami peningkatan sebesar 40,36%.

Iswandi menambahkan, tahun ini HIN menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 15%. Bila akhir 2018, pendatan HIN mencapai Rp 698 miliar, tahun ini ditargetkan sekitar Rp 756 miliar. Sedangkan laba bersih bila tahun lalu mencapai Rp 21 miliar, tahun ini sekitar Rp 17 miliar. Angka tersebut sedikit menurun dibanding tahun 2018 mengingat tahun lalu banyak acara internasional, di mana Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah.

Iswandi menambahkan, sejak 27 Maret 2018, PT HIN menggandeng PT Patra Jasa perusahaan yang bergerak dibidang perhotel dan akomodasi mendirikan PT Hotel Indonesia Group (HIG). Sejak tahun 2018, sebanyak 12 hotel BUMN telah bergabung dalam HIG. “Hingga akhir 2020, kami menargetkan akan menambah inventory kamar dari 1.531 kamar menjadi 4.081 kamar,” kata Iswandi.

Menurut Sakti, sejalan dengan program transformasi, dimana tahun 2019 merupakan tahapan untuk mengembangkan HIN menjadi Leading Company, maka sebagai apresiasi terhadap para stakeholder serta dalam upaya meningkatkan engagement customers, maka HIN memperkenalkan program loyalitas pelanggan (loyalty program), bernama “Hotel Indonesia Group Hospitality Rewards.- HIGH Rewards”.

Program Loyalitas Pelanggan” ini hadir dalam tiga kategori, yaitu :High Rewards Loyalty (program loyalitas berbasis poin), HIGH Privilege Loyalty Program yang diberikan kepada para mitra strategis dari manajemen/ direksi) dan HIGH Pro Loyalty Program (program retensi pelanggan yang secara khusus diberikan kepada para “bookers”, seperti sekretaris dan event organizer (EO) sebagai apresiasi atas advocacy mereka untuk mengutamakan jaringan Hotel Indonesia Group dalam kegiatan MICE yang mereka laksanakan).


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved