Management Trends

Cara Perusahaan Agar Tetap Tangguh di Tengah Pandemi

Indrijati Rahayoe, Chief Human Resource Prudential Life Assurance Indonesia dalam webinar yang bertajuk Developing a Resilient Organization yang diinisiasi oleh Majalah SWA dan LM FEB UI (Foto: Anastasia AS/SWA).

Pandemi covid-19 berhasil mengubah perilaku masyarakat dunia, termasuk cara manusia bekerja. Jika sebelum pandemi, identitas seorang karyawan dibentuk oleh dimana dia bekerja, letak kantor, seragam, dan teman-teman di kantor, di masa pandemi ini identitas tersebut menjadi kabur.

Fenomena tersebut terjadi karena karyawan hari ini melakukan kerja dari rumah atau work from home (WFH). Fenomena WFH membuat karyawan berjarak dengan ekosistem pekerjaanya, teknologi mentransformasikan ekosistem tersebut ke dalam layar gadget atau laptop karyawan.

Adanya jarak dan ketidakberhubungan secara personal, tentunya akan memengaruhi kinerja karyawan untuk melakukan deliver kepada perusahaannya. “Purpose merupakan satu-satunya motivasi karyawan untuk tetap berkembang dan melakukan deliver kepada perusahaan,” kata Indrijati Rahayoe, Chief Human Resource Prudential Life Assurance Indonesia dalam webinar yang bertajuk Developing a Resilient Organization yang diinisiasi oleh Majalah SWA dan LM FEB UI (09/04/2021).

Lebih jauh, Indrijati mengatakan, hanya karyawan yang memiliki purpose yang bisa menjalankan pekerjaan tanpa harus mendapatkan instruksi dan perintah dari atasannya di tengah situasi yang berjarak secara personal seperti yang ditunjukan hari ini.

Sehingga menurutnya, purpose atau tujuan perusahaan merupakan hal yang harus dimiliki. Tujuan perusahaan akan tercapai apabila perusahaan memiliki culture dan values untuk menjadi katalisator. “Culture dan value memengaruhi mindset dan behaviour suatu perusahaan. Maka jangan heran apabila satu organisasi akan berbeda dengan organisasi lainnya, meskipun tujuannya sama,” kata dia.

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan perusahaan adalah memilih cara bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Prudential, dalam hal ini, memilih cara New Ways of Working (NWOW) yang artinya memilih cara kerja yang berbeda dari sebelum pandemi. “Dulu, dalam satu divisi, pekerjaan bisa dicapai meskipun tidak ngobrol dengan divisi lain. Namun sekarang, karena dituntut cepat dan pekerjaan yang remote, antar divisi diharuskan untuk ngobrol demi mencapai tujuan perusahaan.” Menurutnya, cara kerja baru harus diciptakan untuk mengakomodasi perubahan tersebut.

Selain mengaplikasikan penggunaan teknologi, perusahaan juga harus memastikan karyawan untuk bisa menggunakan teknologi atau harus memiliki digital capabilities. Sehingga, kemampuan digital tidak hanya dimiliki oleh bagian Teknologi Informasi (TI) saja, tetapi juga semua divisi sesuai dengan kebutuhannya. “Perusahaan juga harus melakukan re-skill dan up-skill atau melakukan upgarde skill karyawan,” ujarnya.

Cara tersebut dilakukan agar karyawan bisa beradaptasi di tengah perubahan yang mengharuskan penggunaan teknologi, sehingga karyawan mampu untuk mencapai objektif perusahaan. Dia mencontohkan cara baru yang dilakukan Prudential, salah satunya dengan melakukan agility dalam perilaku dan mindset. “Mindset harus siap untuk berubah. Perubahan mindset direpresntasikan ke dalam cara kerja baru yakni WFH, serta berkolaborasi sehingga karyawan tetap sesuai dengan kondisi hari ini,” kata dia.

Indrijanti juga menuturkan bahwa pandemi telah mengubah perilaku konsumen. Anggapan tersebut dibuktikan dengan menurunnya market asuransi sebesar 11%, sehingga membuat Prudential melakukan awareness secara lebih agresif. “Untuk merespons perubahan tersebut, kami juga menciptakan produk yang lebih affrodable, memastikan produk bisa diakses secara virtual, melakukan diversivikasi investasi, dan menciptakan aplikasi Pulse,” ujarnya menutup penjelasnnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved