Management Strategy

Cerita 18+ Melihat Ibu Kota dari Berbagai Sudut Pandang

Cerita 18+ Melihat Ibu Kota dari Berbagai Sudut Pandang

Berbicara mengenai ibu kota Jakarta tidak akan pernah ada habisnya. Kemacetan setiap hari, bangunan-bangunan sejarah, megahnya Monumen Nasional hingga bagaimana nikmatnya es krim di Jalan juanda. Hal-hal ini yang kemudian dapat digali menjadi sebuat tulisan yang menarik.

Tetapi cara berbeda dilakukan oleh 40 wartawan peserta Kursus Dasar Pewarta (Susdape) Antara Angkatan 18 tahun 2014 yang berasal dari ujung Barat hingga ujung Timur Indonesia.

“Ini buku pertama Susdape. Karena setelah 26 tahun terakhir, hasil pelatihan hanya bentuk lisan, video dokumenter, minidrama, dan lainnya,” ungkap Abdul Malik, salah seorangpenulis cerita yang berjudul Segarnya Udara di Waduk Pluit Jakarta.

peserta Kursus Dasar Pewarta (Susdape) Antara Angkatan 18

Peserta Kursus Dasar Pewarta (Susdape) Antara Angkatan 18

Buku setebal 214 halaman yang berisi kisah-kisah menarik tentang permasalahan ibu kota maupun nasional, dan dikemas dari berbagai sudut pandang. Di antaranya adalah Cambang ala Rhoma Demi Sang Idola, Merawat Harapan dari Pinggir Condet, Pengapung Kapal dari Cilincing, Apa Kabar Kampung Ambon?, dan berbagai cerita lainnya.Semuanya merupakan hasil wawancara penulis dengan narasumber terkait.

Ada beberapa tulisan menarik tentang bagaimana menjaga warisan budaya di Jakarta. Selain itu, salah satu tulisan berjudul “Segarnya Udara di Waduk Pluit Jakarta” mampu menyampaikan pesan dan kebutuhan warga Jakarta akan sebuah ruang publik yang hijau.

Ada pula Kampung Ambon yang mengungkap sejumlah fakta mengenai bisnis narkoba yang kerap membuat warga di kawasan tersebut harus berurusan dengan aparat keamanan.

Bukan hal singkat bagi penulis hingga tulisan mereka diterima. Menurut Abdul ia sampai harus merenung dan menunggu narasumber yaitu petugas kebersihan menyelesaikan pekerjaannya agar dapat diwawancara.

Apresiasi datang dari Parni Hadi, Pendiri Republika. Menurutnya karya tulis yang dihimpun dalam buku ini sudah bagus. Namun, gaya penulisan masih perlu disempurnakan, dalam arti disesuaikan dengan tuntutan zaman. Seorang wartawan senior yang juga Mantan Direktur Utama Radio Republik Indonesia (RRI) ini berharap buku “Cerita 18+” dapat menjadi bahan rujukan untuk pendidikan jurnalistik.

Pendapat lainnya disampaikan oleh Oswar Muadzin Mungkasa, Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta. “Kritikan di dalam buku ini kurang pedas. Tidak ada tulisan yang mewawancarai pegawai negeri, hanya dari sisi penduduknya. Jika dilakukan dapat menghasilkan cover both sides,” ujarnya.

Sebagai penutup, Oswar mengatakan, buku ini akan ia bawa dalam rapat dengan Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta “Kebijakan publik bisa lahir dari sebuah buku cerita seperti ini. Pak Ahok akan sangat senang,” katanya sambil tertawa. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved