Management Strategy

Citifin Targetkan Pembiayaan Rp1 Triliun

Citifin Targetkan Pembiayaan Rp1 Triliun

Perusahaan pembiayaan yang berbasis sistem full syariah di Indonesia masih sedikit pelakunya. Hingga kini, terhitung baru ada tiga perusahaan yang menjadi pelakunya antara lain: PT Amanah Finance (Kalla Group) dan PT Alif Ijaroh (join venture antara Bank Muamalat Indonesia, Bank Boubyan Kuwait, Alpha Lease and Finance Holding BSC, Kerajaan Bahrain) dan PT Citra Tirta Mulia atau yang dikenal publik dengan nama Citifin Multi Finance Syariah (Citifin).

Ishak Herdiman (tengah), Direktur Utama Citifin Multifinance Syariah

Ishak Herdiman (tengah), Direktur Utama Citifin Multifinance Syariah

Direktur Utama Citifin, Ishak Herdiman, memiliki komitmen yang tinggi agar perusahaan yang di bawah komandonya dapat berjalan dengan baik dan bisa mengantarkan perusahaan non bank berbasis syariah itu menjadi perusahaan kelas atas yang dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Indonesia.

Sejak beroperasi tahun 2013 lalu, kini Citifin telah memiliki 23 jaringan dan 25 kantor cabang di seluruh Indonesia.

“Di antara tiga perusahaan multifinance berbasis syariah di Indonesia, Citifin adalah bungsunya. Dengan jarak tahun kelahiran yang berbeda, kami yakin Citifin dapat mencapai target pembiayaan Rp 1 triliun di akhir 2016,” terang Ishak kepada SWA Online saat ditemui di kantor Citifin di Fatmawati No.29 Jakarta Selatan.

Agar si bungsu ini dapat terus berkembang, Ishak menciptakan lingkungan yang cair disemua level. Mudah untuk berkomunikasi langsung dengan direksi dan saling support antara tim. Selain itu, Ishak juga membangun kultur jiwa entrepreneurship di perusahaan. Berbeda makna entrepreneur pada umumnya, bagi Ishak membangun jiwa entrepreneur di perusahaan bukanlah mendirikan usaha di dalam perusahaan, melainkan membangun rasa memiliki perusahaan agar tercipta sebuah ide kreatif dan inisiatif diantara semua karyawan Citifin. Karena inti dari entrepreneur adalah punya rasa memiliki dari apa yang diusahakannya.

“Kalau punya usaha sendiri, tapi tidak ada rasa memiliki pasti tidak akan berkembang bisnisnya. Begitu pula di Citifin, setiap karyawan yang ada di Citifin harus yakin bahwa Citifin adalah bagian dari usaha dalam hidupnya. Makanya kami bersyukur turn over di Citifin sangat kecil,” jelas mantan Branch Manager Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri itu.

Saat ini Citifin fokus pada pembiayaan otomotif, khususnya untuk kategori use car financing yang fast moving. Adapaun segmen yang dibidik adalah kelas menengah ke bawah. Dengan edukasi dan layanan service yang memuaskan, pengembangan cabang di kota-kota yang prospektif, serta pendekatan pada partner dan konsumer lewat berbagai media dan event, diharapkan bisnis Citifin yang sudah memiliki aset sebesar Rp 456 miliar pada akhir Desember 2014 ini, dapat terus tumbuh, sehat dan berkesinambungan.

Disinggung soal pelemahan rupiah terhadap US$, Ishak menegaskan dalam proses bisnis Citifin semua transaksi menggunakan rupiah termasuk dalam pendanaan. Makanya, ia bersyukur gejolak rupiah terhadap dolar tidak berpengaruh pada perusahan pembiayaan Citifin. Meski banyak rekan yang menyatakan kondisi ekonomi di Indonesia sedang lesu yang dapat berdampak pada industri keuangan, bagi Ishak tidak ada pilihan lain selain tetap tumbuh dengan melakukan penetrasi ke pasar-pasar yang tidak digarap oleh kompetitor lain, serta tetap meningkatkan kewaspadaan.

Sebelum menjadi perusahaan pembiayaan berbasis sistem full syariah, Citifin sebelumnya bernama PT Tirta Laras Dinamika Finance (sejak 24 April 1999) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Dana Pensiun Bersama Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Dapenma Pamsi). Seiring dengan syarat pemodalan dari Bapepam LK minimal Rp 100 miliar, mulai tanggal 20 Februari 2013, H. Norhin pemilik PT Pribumi Citra Megah Utama asal Banjarmasin mengakuisisi kepemilikan saham (84,22%) dan meningkatkan modal disetor sebesar Rp 100 miliar dari modal dasar Rp 200 miliar. Sejak itu, nama perusahaan dilebur menjadi Citifin, akronim dari Citra dan Tirta Finance.

Ke depan, setelah tahun 2016 Citifin ditargetkan akan terus tumbuh 50% dan nilai aset Rp 3 triliun. Agar terus tumbuh dan berkesinambungan, Ishak juga tengah menyiapkan anak perusahaan yang bergerak dalam asuransi kerugian berbasis syariah. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved