Management Strategy

Coklat Olahan Danora Agro Prima Rutin Sambangi Rusia

Oleh Admin
Coklat Olahan Danora Agro Prima Rutin Sambangi Rusia

Sebagai salah satu produsen kakao terbesar di dunia, maka tak heran bila produk kakao asal Indonesia melanglang buana ke banyak negara. Umumnya bukan sebagai produk jadi, melainkan sebagai bahan baku. Memasarkan kakao dalam bentuk bahan baku inilah yang dijalankan oleh PT Danora Agro Prima. Seluruh produksinya dikirim ke luar negeri.

Kemampuannya dalam mengolah biji coklat menjadi bahan baku yang berkualitas dan dibeli oleh banyak negara berbuah manis bagi perusahaan. Danora Agro Prima berhasil tercatat sebagai salah satu penerima penghargaan Primaniyarta 2013 di kategori eksportir potensi unggulan ekspor. Penghargaan itu diberikan di acara pembukaan Trade Expo Indonesia 2013, di JIExpo, Kemayoran, Rabu (16/10/2013).

danora agro prima

Kemana saja produk kakaonya berlabuh? Mari simak penuturan Adel Naina, Marketing PT Danora Agro Prima.

Apa yang diproduksi oleh Danora?

Kami mengolah biji coklat menjadi cocoa liquor, cocoa butter, cocoa cake, dan cocoa powder. Produksi tergantung permintaan buyer sendiri, dan itu biasanya mereka meminta dalam bentuk powder, yang nantinya digunakan untuk campuran dalam membuat biskuit, permen. Intinya kami menjual raw material dalam kemasan, yang untuk diolah lagi menjadi produk, seperti permen, coklat, biskuit, roti, hingga minuman.

Kalau bahan baku kami ambil dari lokal. Semua, atau 100 persen, dari lokal. Biji kakao diambil dari Lampung, Makassar, Papua, Sulawesi.

danora agro prima 2

Keseluruhan produk untuk diekspor?

Kami spesialis untuk ekspor. Kalau untuk bermain di pasar lokal, kami belum punya sertifikasi, seperti dari BPOM. Kalau untuk memasarkan produk di pasar lokal, kami harus registrasi itu. Kalau untuk berjualan di luar negeri, kami menggunakan sertifikat health, quality control itu dari pemerintah, seperti dari Sucofindo. Tahun ini, kami berencana menjual produk di lokal.

Ke mana saja pasar produk cocoa Danora?

Pasar kami itu ke Timur Tengah, Asia, dan Eropa. Kami ekspor yang sangat kontinu itu ke Rusia, Polandia, Kroasia. Kalau untuk beberapa negara-negara Timur Tengah, seperti Yemen, itu sifatnya hanya kadang-kadang.

Bagaimana dengan penjualan?

Nilai penjualan di tahun 2011 itu paling meningkat karena ada high season. Yang tergolong high season bagi coklat itu, misalnya pada waktu Natal dan valentine.

Kalau untuk cocoa powder harganya sekarang lagi sangat turun di pasar. Padahal, biasanya, best seller itu cocoa powder. Sedangkan, di pasar internasional, harga cocoa butter justru meningkat.

Permintaan pelanggan sekarang ini lebih ke bentuk cocoa butter. Kami sedang ekspor untuk cocoa butter. Permintaan cocoa butter di tahun ini meningkat karena untuk cocoa powder sendiri itu mereka, perusahaan-perusahaan, masih punya stok.

Jadi, kalau untuk tahun 2013, kami ekspornya lebih ke butter. Cocoa butter bisa mencapai 7 ribu metrik ton untuk tahun ini. Permintaan sangat banyak untuk butter. Nilai ekspornya saya bilang agak meningkat, karena untuk satu buyer, untuk satu pengiriman bisa 300 ton untuk butter. Jadi, cocoa butter sedang dibutuhkan di mana-mana.

Bagaimana dengan jumlah buyers?

Jumlah buyers biasanya tetap, tetapi mereka kontinu untuk pesan ke kami. Kami pun mencoba mencari buyers baru. Cuma mungkin permintaannya nggak akan sebanyak buyers tetap.

Apa kendalanya untuk memperoleh buyers baru?

Mungkin kendalanya, yaitu saingan dengan negara-negara lain dalam hal harga. Sebenarnya harga kami sudah kompetitif sekali, cuma ada beberapa negara yang menawarkan lebih murah dari Indonesia. Tapi mereka sebenarnya tidak punya coklat sebanyak Indonesia. Karena Indonesia produsen kakao nomor tiga di dunia.

Misalnya China, itu kemarin, buyer kami sudah beli di sini, lalu dia dapat tawaran lebih murah. Kami bilang sama mereka kenapa mengambil dari China, karena kami tahu China tidak punya coklat sebanyak Indonesia, dan akhirnya mereka balik lagi ke kami.

Mereka bilang, saya dapat harga di China sekian, lebih murah. Kami pun bilang, China memang harganya lebih murah, tetapi kami tahu bahwa mereka nggak punya coklat sebanyak Indonesia.

Jadi, kesulitan perusahaan dalam berbisnis apa?

Kesulitan sebenarnya nggak ada. Kendala dalam melakukan ekspor pun, sejauh ini tidak ada. Karena, kami sudah kenal dengan buyers. Mereka juga melakukan kunjungan ke kami. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved