Management

Dari Sekadar Hobi, Hingga Punya Channel Online Kuliner

Dari Sekadar Hobi, Hingga Punya Channel Online Kuliner

Apa jadinya jika hobi memasak dipadukan dengan keahlian dalam hal membuat film? Nadya Hudyana berhasil membuatnya menjadi sebuah media channel online kuliner pertama di Indonesia—Kokiku TV. Inspirasi awalnya ialah dari sang suami, Stanley Marcellius yang jago memasak.

“Kokiku adalah proyek akhir pekan untuk mengisi waktu dan sebagai side project. Ternyata setelah launch Kokiku TV, kami mendapat respon baik dari publik, dan saya dapat proyek dari sebuah brand sirup. Saya semakin percaya diri,” ungkap Nadya Hudyana, Founder-CEO Kokiku TV (PT Kokiku Media Indonesia).

Nadya Hudyana, Founder-CEO Kokiku TV

Nadya Hudyana, Founder-CEO Kokiku TV

Ia melihat di Indonesia banyak peluang bisnis di food vertical, karena belum memiliki pesaing yang dapat membuat konsep masak dengan eksekusi yang unik. Ia pun semakin mantap untuk mengembangkan bisnis ini setelah pada tahun 2012, ia bertemu dengan Ben Subiakto, CEO Fimela.com dan CMO KapanLagi.com, yang memberikan dana investasi. Pada tahun yang sama, Kokiku TV resmi diluncurkan.

Ismaya Group pun tertarik untuk melakukan investasi tahun 2014. Melalui kedua investasi tersebut, Kokiku TV mendapat channel ke sejumlah klien besar. Selain itu, dipercaya melakukan cross post antara Kokiku TV dan Fimela, di mana Kokiku TV mengisi kategori makanan pada portal Fimela.com. Bahkan di pertengahan tahun 2016, start up ini mendapatkan seed funding dari sebuah Private Equity dari Silicon Valley bernama Elixir Capital.

“Dengan adanya investasi dari para angel investor ini, saya memiliki tantangan bagaimana membesarkan brand, lalu menjaga tren konten online, dan meningkatkan dari sisi bisnis,” ujar wanita lulusan Edith Cowan University, Jurusan Cinematography and Film/Video Production ini.

Kokiku TV menyajikan beberapa konten seperti resep masakan, travel, dan food entertainment. Semua konsep dibuat oleh tim internal. Ia juga melakukan seleksi kepada talent yang akan dipakai untuk membuat web series, dan melakukan kolaborasi dengan Youtubers dan para chef profesional di Indonesia. Dalam sebulan ia dapat mengunggah video memasak sebanyak 8-12 video. “Saat ini kurang lebih sudah ada 500 video yang ada di library kami,” katanya.

Sebagai contoh, web series Lost in Jakarta (LIJ), yang bercerita tentang perjalanan kocak Ben Sumadiwiria, seorang vlogger Indonesia. Ben adalah pria kelahiran Jerman yang kembali ke Jakarta untuk belajar tentang kultur dan masakan Indonesia. Ben yang tidak pernah tinggal di Indonesia, ternyata tidak bisa bicara bahasa Indonesia dan tidak tahu apa-apa tentang Indonesia.

LIJ tayang satu kali seminggu pada hari Senin selama bulan Agustus & September 2016 di Youtube channel Kokiku TV, dan berhasil mendapat 1 juta viewers dalam waktu kurang dari 3 bulan. “Melalui web series ini, kami ingin menonjolkan karakter talent dan aneka street food di Jakarta yang kadang membuat orang kaget, seperti makan ular, biawak, dll,” tambahnya.

Untuk semakin mengenalkan Kokiku TV kepada masyarakat, ia menjalankan advertising untuk promosi di awal web series, tetapi tidak semua episode dibuatkan konten iklan. Karena menurutnya penting sekali untuk me-mantain viewers organik.

Selain itu, melalui proyek dari klien seperti kreasi resep masakan, food styling, fotografi kuliner, dan lain-lain. Beberapa brand besar seperti Magnum, Sunsilk, Buavita, dan Yummy Dairy pun sudah pernah melakukan kerja sama dengannya.

Saat ini, Kokiku TV sudah memiliki 130 ribu subscribers di Youtube dan 1 juta viewers per bulan. Ke depannya, ia akan membuat konten yang kental di aspek entertainment dan komedi, namun tetap mengandung unsur yang berhubungan dengan makanan dan travel.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved