Management

Di Jepang, BUMN Itu Layaknya Orang Tua

Oleh Admin
Di Jepang, BUMN Itu Layaknya Orang Tua

Peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jepang cukup menarik. Mengapa? Di Negeri Sakura itu, BUMN bertindak layaknya orang tua bagi perusahaan-perusahaan Jepang. Mereka menjadi semacam jembatan bagi perusahaan lokal untuk melaju ke dunia internasional.

Dalam seminar nasional yang bertajuk “Strategi Go-Global BUMN: Kajian BUMN Wilayah Asia,” yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu (8/5/2013), Henry Pribadi, pengajar manajemen operasi di Prasetiya Mulya Business School, menyebutkan, ada dua faktor yang mendorong BUMN Jepang untuk melangkah ke dunia internasional.

Seminar nasional yang bertajuk “Strategi Go-Global BUMN: Kajian BUMN Wilayah Asia,” yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu (8/5/2013).

“Kenapa (BUMN Jepang) melakukan internasionalisasi? Pertama, karena pemerintah meminta (mereka) untuk membantu perusahaan lokal Jepang,” terang Henry.

Dijelaskan dia, Pemerintah Jepang berpandangan bahwa perusahaan lokal perlu untuk melanglang buana. Cara yang paling ampuh, pemerintah pun meminta BUMN setempat untuk membantu perusahaan-perusahaan lainnya. Permintaan pemerintah setempat itu didasarkan pada pengalaman BUMN yang banyak dan modal yang besar. Kekuatan mereka itu bisa membantu perusahaan-perusahaan Jepang lainnya yang ingin melebarkan sayap ke luar negeri. Karena permintaan ini, otomatis BUMN Jepang pun harus go-global.

“Mereka (BUMN) membantu menyiapkan infrastruktur di dalam dan di luar negeri. Jadi, perusahaan lokal Jepang yang ingin go internasional ke luar negeri bisa memanfaatkan perusahaan-perusahaan BUMN Jepang untuk urusan infrastruktur,” Henry menerangkan.

Jadi, ia menegaskan bahwa peran utama BUMN Jepang adalah menjadi penyokong perusahaan-perusahaan di Jepang yang mau go international. Ia pun menyebutkan, “Dia (BUMN Jepang) mendorong seperti orang tua yang mendorong anak-anaknya.”

Alasan kedua BUMN Jepang masuk ke pasar dunia yaitu adanya stagnasi pasar dalam negeri. Maksudnya, jumlah konsumen lokal relatif sedikit sehingga ekspansi diperlukan untuk mengembangkan usaha. “Kedua, karena marketnya kecil. Penduduk Jepang cuma 100 sekian juta orang,” tegasnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved