Management

Distributor Alat-Alat Berat Perkokoh Diversifikasi Bisnis

Kiri-Kanan: Ivan Lingga (Kepala Audit Internal INTA), Ridyawan Amnar (Sekretaris Perusahaan INTA), Eddy Rodianto (Direktur INTA), Agus Faizin (Direktur PT Pratama Wana Motor). (Foto : Istimewa).

PT Intraco Penta Tbk (INTA) berancang-ancang memperkokoh diversifikasi bisnis terbaru di tahun 2020. Diversifikasi bisnis ini melanjutkan konsolidasi bisnis yang di tahun ini untuk merespons dinamika bisnis pertambangan dan alat-alat berat yang dipengaruhi perekonomian global. Perseroan mencermati kondisi ekonomi dan industri di tahun 2019 yang sudah diprediksi akan mengalami penurunan terkait dengan kondisi politik dalam negeri (pemilu) serta perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang mempengaruhi turunnya permintaan batu bara global. Bisnis utama INTA dan anak perusahaannya banyak terkait ke sektor tersebut.

Eddy Rodianto, Direktur INTA, mengungkapkan, konsolidasi yang dilakukan INTA difokuskan pada lini bisnis alat berat dengan menambah jumlah merek dan varian produk serta memperkuat penjualan alat berat bekas, mendorong penjualan suku cadang. Selain itu, Intraco Penta menggabungkan bisnis penyewaan alat berat dalam satu lini usaha alat berat dan pendukungnya agar lebih fokus dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang bervariasi.

Disamping itu, dari sisi target pasar yang dituju, INTA terus melakukan diversifikasi pasar ke sektor selain tambang batu bara, misalnya ke sektor pertambangan nikel, emas dan mineral lain, serta sektor agribisnis, konstruksi, infrastruktur dan industri umum lainnya. “Serta memasuki bisnis penjualan kendaraan niaga,” ujar Eddy dalam keterangannya seperti disampaikan pada Paparan Publik di Jakarta, pada Jum’at (27/12/2019)

Oleh sebab itu, INTA pada 2019 banyak melakukan konsolidasi internal untuk menghadapi kondisi eksternal yang kurang kondusif serta mempersiapkan rencana bisnis di tahun 2020. Eddy menambahkan untuk diversifikasi ke sektor penjualan kendaraan khususnya kendaraan niaga, yang melalui anak perusahaannya, PT Intraco Penta Wahana (IPW), baru saja menjalin kerja sama dengan Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) untuk memasarkan produk-produk kendaraan niaga Tata Motors. “Melalui anak usaha IPW, yaitu PT Pratama Wana Motor, kami telah meresmikan dealer 3S (sales, sparepart, & service) Tata Motors di Balikpapan, kota terdekat dengan calon Ibu kota baru,” ungkap Eddy.

Adapun, pendapatan INTA pada kuartal III/2019 senilai Rp 1,64 Triliun. Meskipun capaian pendapatan ini lebih rendah 27% dibanding periode yang sama setahun sebelumnya, namun beberapa pencapaian penting telah diraih perseroan di sepanjang tahun ini.Selain bisnis trading alat-alat berat, anak usaha INTA di bidang pembiayaan investasi dan modal kerja untuk sektor produktif, yakni PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) mengantongi pendapatan sebesar Rp 165,87 miliar di kuartal III tahun ini. Angka ini naik 474,74% setelah sebelumnya membukukan pendapatan Rp 44,26 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kemudian, lini bisnis pembangkit listrik yang merupakan salah satu sektor yang potensial, PLTU Bengkulu yang telah dibangun sejak 2016 telah melalui fase sinkronisasi unit 1 pada November 2019. Langkah selanjutnya, yakni sinkronisasi unit 2 yang dijadwalkan pada Februari 2020. Rencananya, PLTU Bengkulu beroperasi komersial pada kuartal I tahun 2020, “Dengan adanya lini bisnis PLTU ini perseroan akan memperoleh jaminan recurring income hingga 25 tahun,” pungkas Eddy. Harga saham INTA pada Jum’at itu naik sebesar 0,45%, menjadi Rp 450 dari Rp 448 di penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved