Management

Dongkrak Ekspor, Indesso Perkuat Riset dan Inovasi

Dongkrak Ekspor, Indesso Perkuat Riset dan Inovasi

PT Indesso Aroma menargetkan kinerja ekspor tumbuh di atas 10% tahun depan. Untuk mengejar target tersebut, perseroan memperkuat riset dan inovasi, di antaranya dengan menempatkan 15% dari total karyawan yang berjumlah 400 orang pada bagian research and innovation. Perusahaan juga membangun gedung khusus untuk melakukan riset dan pengembangan produk.

Nilai penjualan ekspor perusahaan pada 2011 mencapai US$ 75 juta dan pada 2012 menjadi US$ 70 juta. Nilai ekspor 2012 turun karena krisis ekonomi Eropa dan belum pulihnya krisis ekonomi Amerika Serikat (AS). Pada 2013, total penjualan ekspor sekitar US$ 78 juta, pada 2014 sekitar US$ 86 juta, 2015 sekitar US$ 88 juta. Volume ekspor meningkat 20% pada 2014-2015. Ekspor ditujukan ke 30 negara, paling besar ke AS sekitar 35-40%, diikuti India, China, dan Belanda.

Aktivitas produksi di pabrik Indesso Aroma. (Foto: Dok Perusahaan)

Aktivitas produksi di pabrik Indesso Aroma. (Foto: Dok Perusahaan)

Arianto Mulyadi, Deputy Director New Business Development and Corporate Communication PT Indesso Aroma, mengatakan, pihaknya menekankan efisiensi, inovasi, dan praktik bisnis yang berkelanjutan. Melalui inovasi, perusahaan mengeluarkan bahan baku turunan baru. “Untuk menghasilkan inovasi, kami sudah mempersiapkan karyawan kami yang berjumlah lebih dari 400 orang, sebanyak 15% berada di research and innovation. Pada 9 Agustus ini, kami melakukan peletakan batu pertama gedung pusat R&D delapan lantai. Itu jadi pusat penelitian kami,” ujar dia.

Dia menuturkan, Indesso saat ini menguasai pangsa pasar dunia di bidang minyak cengkih sebesar lebih dari 60%. Perusahaan akan terus lakukan riset untuk mengembangkan produk dan kategori baru, juga biotekno, melakukan efisiensi, dan berusaha membuat produk Indesso menjadi lebih baik. “Target kenaikkan ekspor di atas 10% tahun depan. Kami akan fokus di Asia Tenggara karena berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Kami juga punya satu karyawan dari Filipina, hal ini untuk mendukung ekspor kami ke negara-negara Asia Tenggara,” ungkap dia.

Indesso sudah beroperasi sejak 50 tahun lalu. Indesso Aroma merupakan pemain utama bahan baku untuk produk makanan, fragrance/wewangian, dan aroma/rasa. Sebanyak 76% produksinya diekspor ke berbagai negara. Berbagai bahan baku turunan, seperti vanila, kayu putih, kenanga, kopi, dan kayu cendana, diekspor dengan pasar utama adalah Amerika.

“Kami melakukan bisnis secara business to business (B2B), jadi kami menekankan pada relationship service. Kami lakukan kunjungan rutin. Kami ada tim ekspor yg selalu mengunjungi buyer di India, China, dan AS. Lalu mengundang mereka ke Indonesia untuk konferensi dan pameran,” jelas dia.

Indesso selama ini mengambil bahan baku dari alam, sehingga output dan produksinya fluktuatif mengikuti kondisi alam. Banyak tanaman yang kuantitas produksinya tidak sesuai. Pada saat sumber langka, Indesso harus meyakinkan buyer mengenai kondisi tersebut, sehingga bisa memaklumi dan pasti ada sedikit perubahan pada kerja sama. “Ini adalah tantangan, bagaimana menjaga ketersediaan bahan baku produksi dan jumlah lahan yang terbatas,” kata dia. (Reportase: Tiffany Diahnisa)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved