Management

DPR: Kaji Ulang Rencana Kenakan Cukai Minuman Bersoda

Oleh Admin
DPR: Kaji Ulang Rencana Kenakan Cukai Minuman Bersoda

Pemerintah mempunyai rencana untuk mengenakan cukai pada minuman ringan berkarbonasi dan berpemanis (MRKP). Tujuan dari rencana tersebut yakni untuk mengendalikan konsumsi karena dianggap minuman bersoda mempunyai dampak negatif bagi kesehatan. Akan tetapi, menurut Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), pemerintah perlu mengkaji ulang rencana mengenakan cukai pada minuman bersoda tersebut.

“Pemerintah perlu mengkaji dan melakukan riset lebih mendalam rencana pengenaan cukai bagi MRKP,” sebut Emir Moeis, Ketua Komisi XI DPR RI, di Jakarta, dalam siaran pers.

Menurut Emir, pemerintah jangan mengenakan cukai kepada suatu produk semata-mata berpatokan pada negara lain yang telah lebih dulu menerapkan peraturan ini. Karena, kata dia, “Karakteristik antara negara satu dengan negara lain sangat berbeda. Indonesia tentu berbeda dengan negara lain.”

Ia menginginkan agar pemerintah benar-benar mempertimbangkan dampak jika minuman bersoda dikenakan cukai, yakni bagaimana dampaknya kepada iklim investasi, pengurangan tenaga kerja, juga nasib industri lokal dan industri rumah tangga yang ternyata cukup banyak memproduksi minuman bersoda.

Untuk itu, Emir menyarankan pemerintah untuk membuka dialog dengan kementerian dan pemangku kepentingan yang terkait soal pengenaan cukai ini. Karena, seperti diketahui, Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) mengaku keberatan dengan rencana pemerintah mengenakan cukai pada minuman bersoda. Karena, asosiasi berpandangan, industri ini sudah lebih dulu mendapatkan tantangan yang cukup berat, seperti kenaikan upah tenaga kerja dan naiknya tarif dasar listrik.

Menurut Suroso Natakusuma, Sekretaris Jenderal ASRIM, hambatan-hambatan yang dialami industri minuman ringan, termasuk pengenaan cukai bila jadi dilakukan, pasti akan meningkatkan biaya produksi. “Pada akhirnya hal ini akan mendorong perubahan harga jual. Semua tergantung pada strategi masing-masing pengusaha minuman ringan untuk mengantisipasi kenaikan biaya produksi, namun masih menjual minuman dengan harga yang rasional,” ujar Suroso. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved