Management Strategy

Ekonomi Melambat, BNI Optimis Capai Target Kredit

Ekonomi Melambat, BNI Optimis Capai Target Kredit

Pertumbuhan ekonomi pada tahun ini diprediksi masih akan lambat seperti tahun lalu. Namun, manajemen PT Bank Negara Indonesia Tbk belum berencana merevisi target kredit pada tahun ini. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, perseroan masih yakin dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,3%-5,7% pada tahun ini. Prediksi tersebut hanya sedikit di bawah perkiraan pemerintah sebesar 5,7% dan Bank Indonesia di kisaran 5,4%-5,8%. “Angka 5,4% masih ada dalam range. Kami sudah memperhitungkan batas bawah. Kalau target (kredit) industri (perbankan) pertumbuhan 15%-17%, kami sendiri sekitar 14%-16%. Jadi, belum ada rencana untuk mengoreksi target kredit kami,” katanya.

Meski begitu, lanjut dia, manajemen tak akan gegabah terlalu banyak mengucurkan kredit ke sektor korporasi yang menjadi bisnis utama perseroan. Rasio portofolio kredit jenis itu akan dijaga tetap di level 46%-48%, dan sisanya adalah kredit ke sektor komersial dan konsumer. Dalam Rancangan Bisnis Bank (RBB) yang disetorkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kalangan perbankan nasional menargetkan kredit tumbuh rata-rata sebesar 16,4% pada tahun ini. “Ekspansi kredit kuartal I BNI di bawah rata-rata industri. Kami baru saja ada pergantian manajemen. Mau tidak mau itu juga memengaruhi target (kredit kuartal I). Penyebab lainnya, anggaran pemerintah juga belum banyak yang cair. Tapi, siklus kredit di kuartal I memang selalu begitu. Nanti, baru cepat di kuartal 2 dan 3,” katanya.

Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni (Foto: IST)

Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni (Foto: IST)

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik akan melambat pada tahun ini meski akan diuntungkan oleh penurunan harga minyak dan pemulihan ekonomi negara maju. Untuk Indonesia, Bank Dunia memperkirakan perekonomian nasional hanya tumbuh sekitar 5,2-5,5 persen pada tahun ini, lebih rendah dari ekspektasi pemerintah. Namun, pemerintah masih optimistis target pertumbuhan ekonomi 5,7 persen di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 dapat tercapai meski dihantui risiko perlambatan global.

Teranyar, seperti dilansir Reuters, ekonomi Tiongkok hanya tumbuh tujuh persen pada kuartal pertama 2015 (year on year) seiring masih lemahnya permintaan pasar. Ini adalah pertumbuhan ekonomi terendah selama enam tahun terakhir. Melambatnya pertumbuhan ekonomi di Negeri Tirai Bambu itu disebabkan lesunya berbagai indikator. Salah satunya, produksi industri yang hanya naik 5,6 persen pada bulan Maret di banding bulan yang sama di tahun lalu, lebih rendah dari prediksi ekonom sebesar 6,9 persen. Selain itu, penjualan ritel hanya tumbuh 10,2 persen, di bawah perkiraan analis sebesar 10,9 persen. Pilar ekonomi lainnya, yakni sektor real estate hanya tumbuh 8,5 persen sepanjang kuartal I-2015.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved