Management Strategy

Fokus Nonsubsidi, Mandiri Salurkan KPR Rp 30 Triliun

Oleh Admin
Fokus Nonsubsidi, Mandiri Salurkan KPR Rp 30 Triliun

PT Bank Mandiri Tbk menyatakan telah menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) senilai Rp 30 triliun hingga triwulan III 2015. “KPR kita lebih banyak untuk nonsubsidi, beda sama BTN (PT Bank Tabungan Negara Tbk),” ujar Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Sulaiman Arif Arianto, saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, pada Senin, 9 November 2015.

Total penyaluran kredit Bank Mandiri telah mencapai Rp 560 triliun, dengan rata-rata pertumbuhan 10,7 persen (yoy). Target di tahun 2016, pertumbuhan kredit bisa mencapai 13 persen (yoy) atau naik sebesar Rp 60 triliun. “Kredit akan diberikan ke sektor yang mana tentu yang bankable dan visible,” katanya.

Terkait dengan target penyaluran kredit tersebut, menurut Sulaiman, Bank Mandiri terus akan berupaya menggenjot pertumbuhan kredit. “Bank itu follow the business, jadi tidak ada angka-angka itu, batasannya langit,” katanya.

bank_mandiri

Bank Mandiri juga berfokus memberikan kredit untuk infrastruktur. “Tidak ada kredit yang tidak menghasilkan, jadi kalau infrastruktur dalam multiyears selama dia masih dalam konstruksi kita sediakan yang namanya interest during construction,” ujarnya. Dengan demikian, laba dari kredit sektor ini tetap dikapitalisasi dan akan selalu ada.

Menurutnya, kredit infrastruktur berbeda dengan kredit konsumtif, yang ketika disalurkan langsung bisa memberikan laba. Perhitungan perolehan laba dikatakan Sulaiman dihitung dari suku bunga kredit sebesar 11-12 persen, lalu dikurangi cost of fund (biaya dana) 5 persen, dan dikurangi over rate 1-2 persen. “Nah, dari hasil itu baru labanya,” katanya.

Sulaiman menuturkan saat ini Bank Mandiri pun masih dalam proses approval (persetujuan) terkait dengan proyek infrastruktur mana yang akan dipilih. “Untuk pinjaman dari Cina, kita sudah mengajukan, dan Bank Mandiri sudah ada plafon US$ 1 miliar,” tuturnya.

Ia pun memandang pinjaman dari Cina tersebut merupakan pinjaman yang bagus untuk pembiayaan infrastruktur karena memiliki tenor yang panjang. “Pinjaman ini benar-benar clean business, Indonesia masih merupakan pasar potensial, ini terpisah dari proyek-proyek infrastruktur yang ada,” kata Sulaiman.

Tempo


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved