Management

Gandeng Keluarga Raja Abu Dhabi, Sinar Mas Perkuat Bisnis Refinery Sawit

Gandeng Keluarga Raja Abu Dhabi, Sinar Mas Perkuat Bisnis Refinery Sawit

Peresemian Pabrik Olekimia Sinar Mas, Dumai

Kiprah bisnis Group Sinar Mas di industri refinery kelapa sawit tampaknnya akan semakin kuat. Selama ini Sinar Mas dikenal sangat kuat dan terbesar di bisnis hulu sawit, khususnya pada level perkebunan dan produksi CPO. Namun di bisnis refinery, mereka mendapatkan tantangan kuat dari Group Wilmar dan Musim Mas. Tapi secara bertahap Sinar Mas tampaknya terus memperkuat sektor refinery dengan beberapa strategi investasi yang dilakukannya . Bila sebelumnya sudah punya beberapa pabrik refinery sawit, sekarang penetrasi di sektor refinery itu semakin kokoh dengan adanya kongsi yang baru-baru ini dikembangkan dengan Cepsa, perusahaan bidang petrokimia dunia yang berpusat di Spanyol.

Sinar Mas dan Cepsa sudah sepakat mengembangkan bisnis joint venture (JV), tidak hanya di Indonesia, namun juga dunia. Untuk di Indonesia, Sinar Mas dan Cepsa baru-baru ini meresmikan pabrik oleokimia pertamanya di Indonesia sebagai realisasi dari kesepakatan JV tersebut. Tak tanggung-tanggung, investasi yang dibenamkan untuk pabrik baru ini senilai 300 juta Euro atau setara dengan Rp 4,77 triliun. Pabrik oleokemikal di Dumai, Riau, ini dibangun selama dua tahun dan kini sudah beroperasi penuh, memproduksi alkohol lemak (fatty alcohol) dari minyak inti sawit yang merupakan bahan baku utama pembuatan produk industri kosmetik, pembersih rumah tangga dan produk perawatan pribadi. Selain mendirikan pabrik di Indonesia, kongsian ini juga segera akan mengakuisisi sebuah perusahaan di Eropa yang akan direalisasikan dalam waktu dekat.

Siapa sejatinya Cepsa yang bisa berinvestasi triliunan bersama Sinar Mas ini? Cepsa adalah grup perusahaan energi yang berpusat di Madrid, Spanyol, dengan pasar yang sangat kuat di Eropa. Perusahaan ini besar mulai dari Spanyol. Namun demikian, sejak 2011, perusahaan energi dan petrokimia ini diakusisi sepenuhnya oleh International Petroleum Investment Company (IPIC). IPIC sendiri dimiliki oleh keluarga Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, keluarga kerajaan Abu Dhabi (Uni Emirates Arab). Tak heran, meski dimiliki perusahaan asal jazirah Arabia, namun eksekutif Cepsa masih diisi oleh kalangan profesional dari Spanyol. Keluarga Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan sendiri juga dikenal sebagai pemilik klub sepakbola papan atas di Inggris, Manchester City FC dan juga berinvestasi di bank Barclays, Virgin Galactic, Daimler, AIG, tim balap Brawn Formula One, dan sederet portofolio investasi lainnya.

Cepsa sendiri sekarang mempekerjakan sekitar 10.000 orang, yang beroperasi pada setiap tahap rantai nilaihidrokarbon: eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, penyulingan, distribusi dan pemasaran minyak mentah dan alam turunan gas alam, biofuel, penjualan listrik dan kogenerasi. Cepsa dikenal sebagai pemimpin di dunia dalam produksi alkilbenzena linier (LAB) yang digunakan untuk membuat deterjen berbahan dasar organik yang dapat terurai (biodegradable). Cepsa juga telah mengembangkan divisi bahan kimia vital yang terintegrasi dengan bisnis penyulingan yang memproduksi dan memasarkan bahan baku untuk produk bernilai tambah tinggi, terutama digunakan untuk membuat plastik dan deterjen berbahan dasar organik yang dapat terurai (biodegradable) bagi generasi berikutnya. Cepsa memiliki posisi terdepan di Spanyol melalui ekspansi bisnis internasional yang progresif dan beroperasi di beberapa benua serta memasarkan produknya di seluruh dunia.

Sudah pasti, kongsi antara Sinar Mas dan Cepsa ini akan memiliki strategis bagi Indonesia dan Sinar Mas Group. “Usaha patungan ini diciptakan dengan visi untuk menjadi produsen alkohol lemak berbasis nabati serta turunannya yang terdepan dengan skala global dan dengan pasokan bahan baku yang berkelanjutan. Integrasi vertikal Sinar Mas Cepsa dan peluncuran pabrik di Dumai ini merupakan langkah penting kami. Melalui usaha patungan ini kami dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk turunan kelapa sawit dan terus mencipatakan lapangan kerja di Indonesia,” kata Chairman dan CEO Sinar Mas Agribusiness and Food, Franky O Widjaja, saat peresmian pabrik di Dumai.

Sementara itu, Vice Chairman dan CEO Cepsa, Pedro Miró berkomentar, “Divisi kimia Cepsa adalah kunci utama dalam strategi pertumbuhan kami. Perusahaan kami memiliki portofolio yang beragam, khususnya untuk industri kimia. Investasi dengan Sinar Mas ini akan menambah rantai nilai alkohol lemak berbasis nabati merupakan bagian dari langkah internasionalisasi kami,” katanya.Penjualan alkohol lemak berbasis nabati memang semakin diminati sebagai bahan baku untuk produk perawatan pribadi dan deterjen cair. Pabrik Dumai hasil patungan ini berkapasitas produksi tahunan sebesar 160.000 metrik ton alkohol lemak per tahun. Penjualan pabrik Dumai ini akan difokuskan untuk pasar di Asia. Yang juga menarik, pabrik Dumai sepenuhnya telah beroperasi secara mandiri, juga sudah mampu menghasilkan listrik sendiri.

Yang pasti, pabrik baru ini akan memperkuat penetrasi bisnis Sinar Mas Agribusiness and Food yang beroperasi di bawah Golden Agri-Resources Ltd (GAR). Saat ini anak usaha Group Sinar Mas ini memiliki perkebunan kelapa sawit dengan total luas areal tanam di Indonesia lebih dari 480.000 hektar (termasuk kebun milik petani swadaya). Di Indonesia, beberapa kegiatan utama perusahaan meliputi budidaya dan pemanenan pohon kelapa sawit; pengolahan tandan buah segar menjadi minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit; penyulingan CPO menjadi produk dengan nilai tambah seperti minyak goreng, margarin, shortening dan biodiesel; serta produk dari kelapa sawit di seluruh dunia. GAR juga beroperasi di China dan India, memiliki pelabuhan, pabrik penghancur biji sawit, memproduksi berbagai produk minyak nabati olahan, serta produk makanan lainnya seperti mi.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved