Management Editor's Choice Strategy

Gatot Suwondo: Tangkap Potensi Bisnis dari Jaringan Diaspora!

Gatot Suwondo: Tangkap Potensi Bisnis dari Jaringan Diaspora!

Diaspora ibarat titik-titik yang menyebar di seluruh dunia. Sudah saatnya titik-titik ini dihubungkan agar menjadi kekuatan besar. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. selaku penggagas Kongres Diaspora Indonesia ke-2 di JCC Senayan, Jakarta, Senin (19/8), mengaku siap menjadi benang yang menyatukan titik-titik diaspora asal Indonesia.

gatot suwondo1“Bridging Indonesia and The World merupakan visi bisnis internasional BNI yang dapat diwujudkan melalui optimalisasi kekuatan jaringan diaspora di luar negeri, dengan menjembatani bisnis ritel, komersial, konsumer, korporat serta investasi,” ujar Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo.

Gatot menjelaskan, peran BNI dalam hal ini adalah sebagai mediator bisnis dan non bisnis bagi para anggota jaringan Diaspora Indonesia di berbagai negara di dunia yang saat ini memiliki potensi signifikan namun tidak memiliki akses pada program-program pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat di Tanah Air.

“Keberadaan kantor-kantor cabang luar negeri menjadikan BNI paling siap menjembatani kepentingan bisnis antar anggota diaspora di luar negeri maupun investasi anggota Diaspora di Indonesia,” ucapnya.

Sebagai bank yang memiliki basis nasabah yang luas, baik nasabah usaha kecil, menengah (UKM), maupun korporat, BNI dapat memberikan akses kepada nasabah dalam negeri untuk menemukan partner bisnis di luar negeri (anggota diaspora Indonesia) yang pada akhirnya dapat memberdayakan UKM di dalam negeri.

Hal itu dimungkinkan mengingat banyak anggota diaspora yang berhasil mapan sebagai pengusaha di luar negeri. Disisi lain, kemapanan anggota diaspora itu dapat menjadi ladang potensi bisnis yang dapat digali oleh BNI baik dari sisi loan, trade, maupun remittance.

“Diaspora di luar negeri juga membutuhkan layanan perbankan untuk bertransaksi di dalam negeri mulai dari tabungan hingga pembiayaan KPR. BNI sebagai bank dengan layanan luas produk dan jasa dapat memfasilitasi kebutuhan Diaspora tersebut. Kami berusaha yang terbaik, namun memang banyak yang masih harus dilakukan, karena kami juga berupaya menambah kantor-kantor cabang di luar negeri,” paparnya.

Sebagai langkah awal, BNI, saat Kongres Diaspora Indonsia ke-2, melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Penyediaan Jasa Dan Layanan Perbankan dengan Indonesian Diaspora Network (IDN). IDN diwakili oleh President Indonesian Diaspora Network–United States of America Inc, Muhamad Al Arif.

Untuk merealisasikannya, BNI memfasilitasi kepulangan orang-orang Indonesia yang berhasil di luar negeri. Beberapa tokoh Indonesia tersebut yang hadir dalam perhelatan ini, antara lain, Managing Director World Bank sekaligus mantan Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I Sri Mulyani Indrawati, pengusaha sukses Amerika Serikat Sehat Sutardja, pengusaha sukses Prakash Lohia, pebisnis sukses di Darwin-Australia Iwan Sunito, penyanyi kondang Daniel Sahuleka, atlet Olimpiade Ranomi Kromowidjojo, dan akademisi Ken Soetanto.

Kongres ini mendiskusikan berbagai isu seperti pertumbuhan hijau; bisnis dan investasi; kuliner; kedirgantaraan; kesehatan masyarakat; sains, teknologi, dan inovasi; kota layak huni; kepemudaan; pendidikan; pekerja migran; serta keimigrasian dan kependudukan. Penyelenggaraan acara ini juga akan menampilkan sejumlah pertunjukan budaya, eksibis, career fair, dan acara-acara sosial.

Gatot memaparkan, visi internasional BNI yaitu bridging Indonesia and the World, memiliki harapan dapat menjadi jembatan kepentingan Indonesia dengan dunia serta kepentingan dunia dengan Indonesia.

“Visi itu dilaksanakan dalam berbagai bentuk program, pertama, BNI membawa nasabah-nasabah korporasinya ke luar negeri, salah satunya adalah membawa ke Timur Tengah. Tujuan utamanya adalah mencari pasar baru untuk produk barang dan jasa dari perusahaan Indonesia serta bersama-sama mencari sumber pendanaan, sehingga diharapkan muncul investasi ke Tanah Air.”

Kemudian lebih lanjut Gatot mengatakan, BNI juga memperkenalkan produk-produk asli Indonesia ke luar negeri antara lain membawa produk kreatif yang dihasilkan oleh nasabah-nasabah usaha binaan yang didukung oleh program Corporate Community Responsibility (CCR), yang saat ini mencapai 6.000 pelaku usaha.

Pengrajin produk-produk kreatif itu dibantu untuk mendapatkan pasar baru dengan memamerkan produknya di kantor-kantor cabang BNI di luar negeri. BNI juga memberikan kesempatan kepada provinsi-provinsi yang memiliki potensi wisata untuk mempromosikan objek wisatanya dengan menggunakan BNI.

“Kami jadikan kantor-kantor cabang BNI di luar negeri sebagai etalase, dan menjadi trade center. Kami juga bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif seta KBRI untuk membawa produk-produk binaan itu ke pameran-pameran di luar negeri. Upaya itu sudah memberikan hasil dengan adanya transaksi-transaksi,” ungkap Gatot.

Sementara itu, upaya BNI menjembatani dunia dengan Indonesia dilakukan antara lain dengan Pertama, memberikan edukasi tentang pengelolaan keuangan kepada para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang rata-rata memiliki penghasilan berlebih namun kebingungan mengelolanya. BNI menawarkan jasa pengelolaan keuangan yang mudah, antara lain dengan melalui produk reksa dana. Program ini sudah berjalan di Hong Kong.

“Pendekatan yang kami lakukan dibagi dua, yaitu pendekatan untuk tenaga kerja nonskill dan skill. Pendekatan tenaga kerja skill berbeda dengan yang nonskill, seperti yang kami dapatkan pada saat berbincang dengan TKI di Timur Tengah. Mereka bahkan berani meminta BNI memberikan KPR senilai Rp 1 miliar di Indonesia. Kami memang menawarkan produk-produk kredit, mulai dari kendaraan hingga properti,” tutur Gatot.

Kedua, BNI juga mengajak pelaku industri Jepang untuk merelokasi usahanya ke Indonesia. Itu sangat memungkinkan dilakukan karena rata-rata pelaku usaha asal Jepang itu mempekerjakan TKI. BNI bersedia membantu relokasi mereka ke Indonesia asalkan bekerjasama dengan rekan usaha asal Indonesia.

“Mereka bisa menggunakan pekerja asal Indonesia untuk menjalankan usahanya di Indonesia, berikan saja saham kepada pekerja mereka itu, yang nantinya akan kembali lagi dalam bentuk dividen, sehingga tidak ada yang menjadi beban,” tutup Gatot.

Sebagai catatan, saat ini BNI memiliki lima kantor cabang di luar negeri; yaitu di London, New York, Tokyo, Singapura, Hongkong; satu sub branch di Osaka; Limited Purpose Branch di Singapura; 76 Remittance Office; sembilan Remittance Representative yang tersebar di Malaysia, Qatar, Dubai, Saudi Arabia, dan Kuwait, juga 22 Remittance Representative di dalam negeri.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved