Management

Geliat Mandiri di Digital Banking

Geliat Mandiri di Digital Banking

Era digital telah banyak mengubah industri perbankan. Nasabah tak perlu lagi hadir secara fisik di kantor cabang. Semua bisa dilakukan di mana saja via internet. Kini, juga telah tersedia beragam aplikasi untuk memudahkan nasabah melakukan banyak transaksi. Bank pun harus segera berbenah agar tak ditinggal nasabah potensialnya. Mereka harus menambah kanal yang nonfisikal dan self service sekaligus meningkatkan kualitas, daya tahan, serta ketersediaannya.

“Mudah digunakan itu penting bagi nasabah. Bank Mandiri telah melakukan investasi sejak 3-5 tahun lalu untuk pengembangan kanal digital, mulai dari ATM, mesin EDC agar lebih mudah belanja dengan kartu debit dan kredit. Kami juga mengembangkan internet banking, serta sarana pembayaran (e-money, e-cash), dan mobile banking,” kata Rahmat B. Triaji, SVP Digital Banking & Finansial Inclusion Bank Mandiri.

Rahmat B. Triaji, SVP Digital Banking & Finansial Inclusion Bank Mandiri.

Menurut dia, transaksi fisik di kantor cabang telah berkurang sejak 5 tahun lalu. Saat ini, transaksi elektronik lebih banyak yakni 92%. Bank pun bergerak cepat dengan memanfaatkan kanal elektronik tak hanya untuk transaksi, tetapi juga pemasaran dan penjualan silang. Ke depan, layanan ini akan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari nasabah. Tak hanya setor dana dan tarik tunaik, tetapi juga untuk pembelian rumah, liburan, pendidikan, kesehatan, dan spiritual journey yakni haji dan umroh.

“Kami juga bisa melakukan profiling nasabah. Seperti, belanjanya, penggunaan kartu kredit, transaksi tiap bulan, tagihan listrik. Dengan begitu, bank bisa mengetahui daya beli, kemampuan installment berdasarkan data-data tersebut. Inilah yang disebut big data. Sistem ini juga disiapkan bisa memanfaatkan media sosial nasabah,” kata dia.

Sejalan dengan meningkatkan transaksi elektronik, lanjut Rahmat, transaksi e-money mencapai 42,6 juta sepanjang 2016 lalu dengan nilai total transaksi Rp 407 miliar. Jumlah kartu e-money per akhir 2016 menapai 8 juta, naik pesat dibanding 2015 yang baru 6,7 juta. Hal ini juga didukung semakin banyaknya garto tol otomatis. Kartu ini juga bisa digunakan untuk membayar parkir dan sudah bisa digunakan di 270 mal dan gedung. “Transaksinya saat ini memang 83% untuk pembayaran tol,” ujar dia. (Reportase: Herning Banirestu)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved