Layanan keuangan digital dikembangkan oleh sejumlah bank pembangunan daerah (BPD). Salah satu BPD yang serius masuk ke layanan digital adalah PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Bank Sumsel Babel).

Aneka macam strategi dilakukan Bank Sumsel Babel. Antara lain, menggandeng mitra agar bisa memperluas layanan dari bank konvensional ke bank digital serta menciptakan ekosistem digital. Yang digandeng adalah perusahaan teknologi finansial (fintech), perusahaan rintisan pertanian, dan UMKM. Entitas bisnis yang telah bermitra dengan bank ini di antaranya Amartha, Invest 3 (perusahaan fintech), Sibejajo (startup), dan Patani (untuk komunitas industri pertanian).

Manajemen Bank Sumsel Babel menjalin kerjasama untuk memenetrasi pasar, dengan menghadirkan beragam produk dan layanan keuangan digital yang mudah diakses nasabah. Pada Mei 2020, misalnya, bank ini menyepakati kolaborasi bisnis dengan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) untuk memberikan layanan peer to peer lending untuk pembiayaan nasabah segmen UMKM. Kemudian, pada Agustus 2020 meluncurkan QRIS.

Bank Sumsel Babel memperkuat penggunaan teknologi bagi peningkatan layanan untuk nasabah karena tren perilaku mereka menunjukkan hal ini. Sebut contoh, nasabahnya yang bertransaksi di fitur mobile banking mengalami peningkatan.

Untuk membangun ekosistem digital yang andal, Bank Sumsel Babel menerapkan beragam strategi. Misalnya, fokus memanfaatkan teknologi yang ada agar lebih efektif dan efisien seperti terus berinovasi, memberikan customer experience yang lebih baik, menyusun desain ekosistem yang komprehensif, membangun end-to-end process, dan merancang ulang (redesign) proses bisnis.

Direktur Bank Sumsel Babel Achmad Syamsudin mengatakan, pihaknya juga berinovasi mengembangkan sistem perbankan terbuka, yaitu open API (Application Programming Interfaces) yang memudahkan akses di platform digital, virtual account, dan customer on boarding. “Salah satu alasan pengembangan ini agar dapat memperluas kerjasama dengan perusahaan fintech, bersinergi untuk menciptakan ekosistem digital,” kata Achmad. Nasabah dapat menikmati layanan perbankan yang personalized, yang dapat diakses dengan aman dan nyaman yang terhubung dengan ekosistem lainnya.

Guna menyempurnakan ekosistem digital, Bank Sumsel Babel menggelar transformasi digital. Tahapan transformasi ini adalah mengimplementasikan open API sesuai dengan SNAP (Sistem Nasional API Pembayaran) yang dirilis Bank Indonesia pada 17 Agustus 2021.

Transformasi digital ini diharapkan meningkatkan efisiensi, profitabilitas, inklusivitas, dan eksistensi bisnis. “Transformasi digital mendorong peningkatan transaksi pada kanal elektronik Bank Sumsel Babel, khususnya pada layanan QRIS, mobile banking, dan cash deposit machine (CDM) dari jumlah frekuensi transaksi maupun nominal transaksi,” Achmad menyebutkan.

Transformasi digital diharapkan menangkap peluang bisnis. Sebab, perubahan zaman telah tampak. Transaksi ekonomi digital di Indonesia pada 2018 senilai Rp 385,8 triliun. Angka ini berpeluang tumbuh di masa mendatang. Riset e-Conomy SEA 2020 dari Google, Temasek, dan Bain & Company memproyeksikan nilai ekonomi digital Indonesia naik menjadi US$ 124 miliar atau tiga kali lipat pada 2025.

Achmad mengatakan, pengguna transaksi digital pada kuartal IV/2020 mencapai 42,81% dari total transaksi nasional. Dengan adanya kebijakan pemerintah menggalakkan transaksi nontunai, realisasi elektronifikasi transaksi pemerintah daerah (ETP) di Sumatera Selatan pada 2020 untuk penerimaan mencapai Rp 6,5 triliun dan transaksi belanja sebesar Rp 91,1 triliun.

“Dari data ini kemudian bisa kita simpulkan bahwa perbankan sebagai sektor jasa yang melayani pembayaran dan transaksi keuangan harus siap dalam implementasi digital,” katanya.

Ceruk bisnis layanan perbankan digital kian kinclong apabila UMKM masuk ke ekosistem digital. Pemerintah menargetkan digitalisasi UMKM sebanyak 30 juta unit di 2024.

Guna memuluskan transformasi digital, manajemen Bank Sumsel Babel membenahi kendala internal. Di antaranya, meningkatkan kompetensi SDM, memutakhirkan infrastruktur teknologi, dan menerapkan budaya kerja digital AKU PATUH (AKUrat, TePAT waktu, PaTUHi Ketentuan). Untuk eksternal, manajemen bank ini berharap akselerasi digital dan pembangunan telekomunikasi meningkatkan literasi teknologi masyarakat Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.

Ke depan, Bank Sumsel Babel ingin meningkatkan berbagai aspek. Misalnya, memperkuat permodalan, memperkuat tata kelola perusahaan yang baik, meningkatkan kesehatan bank agar menjadi bank yang besar, rutin memberikan dividen, dan meningkatkan penyaluran kredit produktif (UMKM).

“Quick win mencapai target tersebut memperkuat capability yang ada, yaitu kredit konsumtif, dan membangun capability yang baru, yaitu kredit produktif,” ungkap Achmad. Bank Sumsel Babel telah menyediakan beragam kanal transaksi, antara lain ATM, SMS banking, internet banking, mobile banking, QRIS, ATM Bersama, Prima, Visa International serta mitra biller melalui aggregator atau e-commerce. Yang membanggakan, lanjutnya, Bank Sumsel Babel adalah satu-satunya BPD di Indonesia yang nasabahnya dapat bertransaksi di luar negeri dengan dukungan Visa. (*)

Vicky Rachman & Vina Anggita

Layanan keuangan digital dikembangkan oleh Bank Sumsel Babel dengan menjalin kemitraan untuk membentuk ekosistem layanan keuangan digital. Kinerja bank ini tetap positif di masa pandemi, dengan mencetak laba bersih pada 2018-2020. Guna meningkatkan kinerja, bank ini menggelar transformasi digital untuk menangkap peluang bisnis perbankan dan layanan keuangan digital, seiring dengan tren perilaku nasabah yang beralih ke layanan keuangan digital.

Tren Transaksi pada Kanal Digital Bank Sumsel Babel

Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan transaksi uang elektronik pada Agustus 2021 melonjak sebesar 43,66% (year on year).

Sumber: Bank Sumsel Babel dan Bank Indonesia

www.swa.co.id