Management Strategy

Gerak Cepat Indofarma Garap Peluang Bisnis

Oleh Admin
Gerak Cepat Indofarma Garap Peluang Bisnis

PT Indofarma (Persero) Tbk kini sedang berupaya mengembangkan sayap bisnisnya. Maklum, pangsa pasar untuk industri farmasi, khususnya untuk obat generik, bakal besar seiring dengan akan bergulirnya BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Karena itu, perseroan menggelontorkan dana investasi yang tidak sedikit untuk menggarap peluang pasar tersebut.

Jajaran direksi PT Indofarma (Persero) Tbk

“BPJS akan berjalan 1 Januari 2014. Kalau itu berjalan, tentunya akan lebih banyak masyarakat Indonesia yang diobati dengan gratis,” terang Elfiano Rizaldi, Direktur Utama Indofarma, di Jakarta, Senin (13/5/2013).

Kehadiran BPJS dipastikan akan meningkatkan permintaan produk obat generik. Sementara Indofarma sendiri adalah pemimpin di pasar obat generik. Tentu, ini adalah kesempatan emas bagi Indofarma untuk mengembangkan bisnisnya. “Sehingga, kami melihat dan menghitung kebutuhan obat generik bisa 2-3 kali lipat dari yang sekarang,” imbuhnya.

Kebutuhan tersebut perlu diantisipasi dengan peningkatan produksi. Indofarma menargetkan akan meningkatkan kapasitas produksi hingga dua kali lipat. Target itu berusaha dicapai dengan menggelontorkan dana investasi bangunan senilai Rp 60 miliar dan investasi mesin Rp 33 miliar di tahun ini. Lalu pada tahun 2014, investasi bangunan dianggarkan sebesar Rp 85 miliar dan investasi mesin senilai Rp 35 miliar.

Mengenai kondisi terkini, Elfiano mengatakan, “Investasi yang sudah terealisasi hingga Maret 2013 kurang lebih Rp 13 miliar.”

Selain itu, Indofarma juga sedang berupaya memenuhi ketentuan regulasi cara pembuatan obat yang baik (CPOB/CPOTB) sebagaimana persyaratan BPOM atas fasilitas produksi industri obat-obatan dan pendukungnya. Perseroan juga lagi berusaha untuk memenuhi Pre-Qualification WHO (PQ-WHO). Kosasih, Direktur Produksi Indofarma, menerangkan, “PQ-WHO adalah standar yang dibuat WHO untuk negara-negara yang tertarik mengikuti tender mereka.”

Indofarma pun tertarik ikut serta dalam tender WHO, khususnya untuk memproduksi obat tuberculosis yang fixed-dose combinations. Oleh sebab itu, kini, perseroan sedang dalam proses mengikuti segala prosedur untuk bisa memproduksi obat tersebut di Indonesia. Kosasih menyebutkan, dari penilaian yang dilakukan oleh WHO dan pihak terkait, kesiapan Indofarma untuk itu sudah mencapai 70 persen. Demi memenuhi sejumlah regulasi tersebut, perseroan sudah menganggarkan investasi sebanyak Rp 30 miliar pada tahun 2013, dan Rp 20 miliar untuk 2014. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved