Management Strategy

Tingkatkan Safety, Go-Jek Gelar Smart Street Program

Tingkatkan Safety, Go-Jek Gelar Smart Street Program

GO-JEK

Demi meningkatkan kualitas keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna aplikasi Go-Jek, PT Go-Jek Indonesia menggandeng Rifat Drive Labs (RDL) untuk mengadakan Smart Street Program untuk para pengemudi Go-Jek. RDL merupakan konsultan keselamatan berkendara yang berfokus pada pelatihan mengemudi secara aman. Kerja sama ini dilakukan karena Go-Jek membutuhkan perangkat untuk keselamatan untuk para pengemudinya.

Faktanya hingga kini tingkat kecelakaan sepeda motor lebih tinggi dibandingkan dengan moda transportasi lain. Oleh karena itu, Go-Jek memiliki misi untuk menjadi moda transportasi yang teraman.

“Selama ini kecelakaan yang dialami oleh pengemudi Go-Jek hanya ada 2 kejadian, itupun disebabkan oleh kendaraan lain. Dengan tingkat kecelakaan yang sangat minim itu, kami boleh dibilang menjadi moda transportasi teraman. Namun, kami tidak puas hanya sampai di situ. Kami ingin meningkakan kualitas keamanan baik untuk para pengemudi maupun bagi penumpang,” ujar Nadiem Makarim, CEO Go-Jek Indonesia.

Tujuan dari program ini adalah agar setiap pengemudi Go-Jek memiliki proritas mindset safety dan juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi para penumpang. Program ini dibagi menjadi 2 bagian, teori dan praktik. Setiap harinya ada minimal 120 pengendara Go-Jek yang akan masuk ke kelas untuk diberi teori mengenai keselamatan, lalu dilanjut dengan sesi praktik.

Sesi praktik ini juga dibagi menjadi dua, skill awareness dan commentary riding. Ada 7 poin di dalam skill awareness. Pertama, pengemudi harus dapat bermanuver di angka 8 kecil dan besar dengan beban dibelakangnya. Ketiga slalom lurus. Keempat balancing board, pengemudi akan melewati papan setinggi 20 cm. Hal ini untuk mengantisipasi kondisi jalanan saat mengantar penumpang. Kelima, bermanuver di jalan yang sempit. Maksudnya cone yang dipergunakan akan dipersempit jaraknya, nanti akan dilihat apakah dengkul pengendara dan pengemudi mentok atau tidak. Keenam, bermanuver di jalan yang rusak. Terakhir, stair case. Bagaimana pengemudi bermanuver di jalan yang bumpy agar penumpang tidak loncat.

Selain itu, ada pelatihan braking, presision, dan reaction braking. Yang termasuk ke dalam commentary riding adalah persiapan (pre-trip inspection) pengemudi sebelum mengangkut penumpang. Pengemudi harus mengecek kondisi motornya terlebih dahulu. Jumlah trainer yang akan membimbing pengemudi ini sekitar 12 orang.

Program ini diwajibkan bagi seluruh pengemudi Go-Jek. Penilaian program ini menggunakan sistem sehingga dapat langsung dilihat dari pusat. Selanjutnya, customers’ rating juga menentukan apakah pengendara perlu mengikuti ulang program ini atau tidak. “Jika ratingnya rendah dan ada comment buruk dari penumpang, driver wajib mengikuti ulang program ini,” tambah Nadiem. Rivat Sungkar, Founder Rifat Drive Labs dan duta safety driving Indonesia, berharap bahwa Go-Jek dapat menjadi role model untuk keselamatan di Indonesia.

Mengenai isu yang sedang hangat menimpa Go-Jek, Nadiem mengatakan bahwa Go-Jek tidak menoleransi tindak kekerasan dalam bentuk apapun. Go-Jek bekerja sama dengan polisi untuk menindak lanjuti kekerasan yang dialami oleh pengendara Go-Jek. Namun, jika hanya ada ketegangan dengan pangkalan ojek, Go-Jek langsung mengirimkan tim khusus untuk menyosialisasikan tentang Go-Jek.

“Kami jelaskan kepada mereka (tukang ojek pangkalan) keuntungan bergabung dengan Go-Jek. Kami jelaskan bahwa mereka dapat penghasilan yang lebih besar dan dapat memiliki waktu yang lebih banyak dengan keluarga. Dan hasilnya banyak pangkalan ojek yang meminta untuk bergabung dengan kami,” ujar Nadiem.

Saat ini, jumlah pengemudi Go-Jek sekitar 2.000 orang dan setiap harinya bertambah sekitar 200 orang. Ke depannya, Go-Jek akan membuka klinik kesehatan gratis untuk para pengemudinya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved