Management Editor's Choice Strategy

Grup Bosowa Kian Ekspansif di Bisnis Kelistrikan

Grup Bosowa Kian Ekspansif di Bisnis Kelistrikan

Grup Bosowa, melalui PT Bosowa Energy, kembali melakukan ekspansi di bisnis kelistrikan dengan membangun proyek PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) tahap 2 di Jeneponto, Sulawesi Selatan dengan kapasitas 2 X 125 megawatt (MW). Groundbreaking atau pemancangan tiang pertama pembangunan konstruksi PLTU Jeneponto tahap 2 dilakukan pada 19 Maret 2015, disaksikan oleh Menko Maritim Indroyono Soesilo, Menteri ESDM Sudirman Said, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, CEO Bosowa Corporation Erwin Aksa, pendiri Bosowa HM Aksa Mahmud, serta Dewi Kam (PT Sumberenergi Sakti Prima/SSP –yang juga pemegang saham di PT Bosowa Energy.

Erwin Aksa, CEO Bosowa Corporation

Erwin Aksa, CEO Bosowa Corporation

Sebelumya, di tempat yang sama, Bosowa telah membangun PTLU unit 1 berkapasitas 2X125 MW. Jadi, jika proyek tahap 2 ini beroperasi, PLTU Jenepunto yang dibangun Bosowa ini akan memasok sebanyak 500 MW kebutuhan listrik di Sulawesi Selatan. Dengan kapasitas tersebut, nantinya PLTU Jeneponto akan berkontribusi sekitar 60% dari total listrik swasta di Sulawesi Selatan.

Kebutuhan listrik di Sulawesi Selatan tergolong cukup tinggi. Menurut Erwin Aksa, CEO Bosowa, setiap tahun diperlukan penambahan 80-100 MW di provinsi ini. “Kalau tidak ada pembangunan listrik dari sekarang, 2-3 tahun lagi wilayah Sulsel akan mengalami krisis listrik. Karena itu, kami membangun PLTU Jeneponto tahap 2 ini,” tandas Erwin.

Erwin Aksa sedang mengamati sarana kontrol PLTU Jenepunto unit 1

Erwin Aksa sedang mengamati sarana kontrol PLTU Jenepunto unit 1

Erwin menjelaskan, investasi yang diperlukan untuk membangun PLTU tahn 2 ini sekitar US$ 300 juta. Sementara, proyek PLTU Jeneponto tahap 1 sekitar US$ 250 juta, dan sudah beroperasi sejak 2 tahun lalu. Untuk pembangunan kontruksi PLTU Jenepunto tahap 2 tersebut, ditargetkan selesai dalam waktu 26 bulan. “Ini termasuk cepat, karena biasanya proyek seperti ini membutuhkan waktu 30-35 bulan,” ia menambahkan. Pembangunan konstruksi fisik PLTU Jeneponto tahap 2 ini dikerjakan oleh ZTP Corporation dari China, yang juga kontraktor PLTU Jenepunto tahap 1, bekerja sama dengan DNC Engineering dan Wijaya Karya.

Nantinya, Bosowa akan menjual listrik yang dihasilkan PTLU Jeneponto ini ke PLN dengan harga 3,8 sen per kwh. “Tapi untuk pembelian batu bara dan pemeliharaan, PLN yang menanggung. Kalau diperhitungkan biaya pembelian batu bara dan pemeliharaan, harganya menjadi 8 sen per kwh,” ungkap Erwin.

Dengan harga tersebut, investasi di bidang kelistrikan cukup menarik. Terlebih, dengan keluarnya Peratutan Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) tentang pembelian listrik swasta (Peraturan Menteri ESDM No.3 tahun 2015), ada acuan penetapan harga listrik swasta ke PLN. “Tidak seperti dulu, harus banyak melakukan negosiasi untuk mendapatkan kesepakatan harga,” Erwin menegaskan. Dalam peraturan tersebut, ditetapkan tarif tertinggi, sehingga tidak ada ruang untuk negosiasi yang biasanya memerlukan waktu panjang.

PLTU Jeneponto Unit 1

PLTU Jeneponto Unit 1

sendiri memang berkepentingan untuk melibatkan banyak swasta dalam pembangunan pembangkit listrik. Kepada Majalah SWA beberapa waktu lalu Sudirman Said mengungkapkan, Pemerintah akan memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang sudah terbukti mampu menyediakan tenaga listrik. “Jadi kami harus kembalikan ke sistem meritokrasi, di mana pihak yang perfomance– nya baik di bidang pembangunan pembangkit listrik yang diberi kesempatan,” Sudirman menandaskan.

Hal itu tak lain dimaksudkan untuk mengejar target Pemerintah untuk membangun pembangkit listrik berkapasitas minimal 35.000 MW dalam 5 tahun pemerintahan Jokowi. Diharapkan, dari jumlah tersebut, 20.000 MW dibangun oleh swata dan 15.000 MW oleh swasta. Upaya melibatkan swasta tersebut, sebagaimana diungkapkan Indroyono Soesilo, salah satunya dilakukan dengan menyederhanakan perijinan investasi di bidang kelistrikan. Menurut Menko Maritim ini, dulu untuk ada 50 ijin yang harus dilalui oleh investor yang ingin membangun pembangkit listrik, kini tinggal 30 ijin, dan 7 ijin di antaranya ada di daerah. Dengan kemudahan dan adanya kepastian harga jual listrik swasta ke PLN, diharapkan makin banyak investor yang menanamkan modal di bidang kelistrikan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved