Management

Hari Musik, Momentum Kebangkitan Industri Musik Nasional

Hari Musik, Momentum Kebangkitan Industri Musik Nasional

Peringatan Hari Musik setiap tanggal 9 Maret bertepatan dengan kelahiran pencipta lagu Indonesia Raya, Wage Rudolf Supratman, tahun 2017 ini istimewa lantaran dibarengi dengan acara Musik Bagus Day di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan. Berbagai acara memeriahkan event bulanan tersebut, yaitu workshop soal musik, 30 peserta pasar musik, dan tiga panggung musik.

Gelaran Musik Bagus Daya kali ini dibuka dengan workshop bertema “Menghadapi Persaingan Ekonomi & Industri Kreatif Asia”. Hadir pembicara dalam diskusi musik itu adalah Deputi Hak Kekayaan Intelektual Badan Ekonomi Kreatif, (Bekraf) Ary Juliano; musisi Glenn Fredly; penyanyi Tompi; serta Winanto Adi, Consulate General Indonesia for New York, Asia Economy Affair.

Menurut Ary Juliano, salaha satu wujud nyata yang sudah dilakukan pemerintah melalui Bekraf adalah mendukung Ambon sebagai City of Music atau kota musik. Bekraf berusaha menjadikan musik sebagai penggerak ekonomi di kota Ambon, semisal mendukung terbangunnya infrastruktur yang dibutuhkan Ambon sebagai City of Music. Targetnya, tahun 2019 Ambon akan menjadi destinasi wisata musik.

“Pada dasarnya pemerintah sangat mendukung kebangkitan musik di Tanah Air. Presiden juga berharap industri musik nasional dapat menjadi tuan di negerinya sendiri,” ujar Ary menegaskan.

Untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri, Glenn Fredly mengharapkan agar Pemerintah peduli terhadap hak intelektual para pencipta lagu. Selama ini banyak lagu musisi-musisi nasional yang diputar di radio, mal, hotel, obyek wisata, televisi, atau pusat keramaian lain, tapi royalti belum diberikan kepada pencipta lagu. “Memang ini butuh waktu untuk mengurusnya lebih detail. Sebenarnya pihak pemutar lagu misalnya hotel mau saya bayar royalti, tapi ke siapa bayarnya. Ini perlu ditindaklanjuti,” jelas Nyong Ambon ini.

Opini Tompi melengkapi pembicara lain di ajang diskusi Musik Bagus Day itu. “Kalau saya ingin Pemerintah lebih memperhatikan sarana untuk mendukung kemajuan industri musik yang beranjak ke digital. Karena saat ini adalah masa transisi content ke arah digital,” ujar penyanyi yang juga berprofese sebagai dokter ini.

Sementara itu, peengamat musik, Aldo Sianturi, menambahan tren musik digital bisa dibuktikan dengan tingginya jumlah pengunduh musik digital lewat aplikasi. “Sayangnya, musik yang di-down load dari media digital itu 70% adalah musik Barat. Jadi, etalase untuk men-display musik-musik Indonesia makin minim. Jalur distribusi konvensional seperti toko-toko musik makin terbatas, karena banyak yang tutup,” kata Aldo dengan nada prihatin.

Terlepas dari beragam opini praktisi musik, yang jelas peringatan Hari Musik ini harus dimaknai oleh seluruh insan musik dan penikmat musik di Tanah Air. Hari bersejarah ini diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan industri musik nasional yang disiarkan oleh para pemangku kepentingan di industri musik, mulai dari artis musik, pengusaha, pemerintah, hingga komunitas penikmat musik.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved