Management

Home Center Tutup Informa Demi Ashley

Oleh Admin
Home Center Tutup Informa Demi Ashley

Ritel furniture Informa membuat keputusan berani dengan menutup independent store (toko mandiri) di Kemang. Keputusan itu bukan lantaran Informa Kemang bangkrut. Informa mengubah ritel berkonsep one-stop shopping furniture Informa menjadi toko mandiri Ashley.

Searah jarum jam: Linda Cezar, Meutia Kumala, Tien An, dan David Gosack

Memanfaatkan bangunan dua lantai seluas 1.100 meter persegi di tengah hiruk-pikuk Kemang, Informa pamerkan 35 produk Ashley. Ini adalah toko ketiga yang memajang furniture asal Amerika Serikat setelah Ashley di Living World Alam Sutera dan Mall Artha Gading. Galeri Ashley yang terintegrasi di dalam toko Informa sendiri ada 10 yang tersebar di Jabodetabek, Semarang, Bandung, dan Surakarta.

“Range product Informa sangat besar. Kami punya complete range, tidak hanya home furniture, ada yang untuk office, commercial. Saking banyaknya untuk taruh itu dengan display yang cantik di toko sebesar di Kemang ini agak susah. Cantik sih, tapi istilahnya jadi kayak gang senggol. Untuk Ashley, ini sudah sesuai,” kata Meutia dalam konferensi pers, Rabu (23/1).

Ia pun mengakui bahwa keberadaan toko Ashley di Kemang lantaran sengaja mendekati target segmennya yaitu ekspatriat dan keluarga domestik yang sudah mature. Ashley Kemang pun membidik konsumen rumah tangga yang pernah tinggal di luar negeri dan sudah akrab dengan brand Ashley. Desain produk-produk Ashley yang lebih tebal, kaya akan corak, dan rich-fiber dinilai sesuai untuk mereka yang menggemari megahnya gaya Amerika dengan berbagai detail.

“Ashley hadir di sini untuk memahami konsumen Indonesia, kemudian kami akan membawa produk dari Amerika yang sesuai dan bisa digunakan masyarakat Indonesia,” kata Tien An, Direktur Ashley untuk Asia Tenggara.

Linda Cezar, Spesialis Produk Ashley menambahkan, “Ashley merupakan sunrise company, dan belum menuju sunset, yang menginvestasikan jutaan dollar Amerika tiap tahunnya.” Furnitur Ashley tidak hanya diproduksi di Amerika, tetapi juga di Cina dan Thailand. Bahkan untuk furnitur berbahan kayu engineering wood berasal dari Indonesia. Produk Ashley yang ada di Indonesia umumnya diimpor dari Shanghai, Cina, dengan pertimbangan ongkos kirim yang lebih terjangkau dibanding mengimpor langsung dari Amerika Serikat. Perbandingan harganya kurang dari 10% lebih tinggi dari harga Ashley di negara asalnya.

Catherine Wahju, Merchandiser PT Home Center Indonesia mengungkapkan, sofa 1 seater Ashley dijual mulai dari Rp 3 juta. Sementara itu sofa 2 seater dijual Rp 5,5 juta, dan 3 seater berkisar Rp 7 juta. Sekitar 80% konsumen Ashley di Indonesia adalah keluarga domestik, selebihnya adalah ekspatriat yang tinggal di apartemen, penthouse, dan rumah tinggal.

“Kami punya tiga style Ashley, yaitu transitional, tradisional, dan metro modern,” tambah Catherine. Transitional merupakan desain Ashley yang lebih ringan dan sederhana, sedangkan tradisional lebih kaya serat, tebal, berat, dan diperkaya detil khas Amerika.

Ashley Kemang belum dilengkapi furniture ruang tidur. “Ukuran badan orang Indonesia dan Amerika kan berbeda ya, jadi masih disesuaikan. Mungkin dua atau tiga bulan lagi baru ada,” ungkap Catherine kepada SWA Online. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved