Untuk mengejar target penambahan sekitar 800 outlet tahun ini PT Indomarco Prismatama menggandeng PT Bank CIMB Niaga dalam hal pembiayaan waralaba investor Indomaret. Sebenarnya, kerjasama semacam ini juga telah dilakukan Indomaret dengan Bank Mandiri. Bahkan, saat ini Indomaret juga sedang melakukan penjajakan kerjasama serupa dengan Bank Mega. Menurut Markus Hendarto Josojuwono, Direktur Indomarco, melalui kerjasama ini pihaknya berharap ada sekitar 40% outlet dari total yang ditargetkan tahun ini pembiayaannya akan didukung oleh Bank CIMB Niaga.

Ia menambahkan, saat ini untuk membangun satu outlet dibutuhkan investasi sekitar Rp 500 juta- Rp 600 juta, yang mana sekitar 60%-70% berasal dari pembiayaan Bank CIMB Niaga, sedangkan 30% merupakan modal sendiri yang harus dikeluarkan calon investor.

Catherine Hadiman, Wakil Presdir CIMB Niaga, menambahkan, rencana pembiayaan ini akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama pihaknya memberikan plafon kredit sekitar Rp 100 miliar, dengan jangka waktu 5 tahun. Paling tidak bisa untuk membiayai sekitar 200 outlet baru. Hanya saja, pihak CIMB Niaga tidak menutupkan kemungkinan untuk memberikan dana lebih besar dari plafon yang telah ditetapkan. “Kami tidak memberi batasan jumlah dananya, tergantung evaluasi data-data dari calon investor saja dan hanya memenuhi kreteria direalisasi,” ujar Chatrine.

Sebenarnya, menurut Markus, kendala yang dihadapi dalam pembiayaan ini yang paling dirasakan dari sisi tingkat suku bunga dengan kisaran yang berlaku sekitar 11%-12%, padahal ia berharap untuk pembiayaan ini bunganya sekitar 10%. “Rate-nya harus harus bersaing pembiayaan ini kian diminati investor baru untuk mengembangkan bisnis waralaba,” ujar Markus.

Bila akhir tahun lalu jumlah outlet Indomaret sekitar 6.003 outlet, saat ini jumlahnya sekitar 6.161 outlet dimana sekitar 34% outlet waralaba dan 66% merupakan gerai reguler. Begitu pula dari omset, bila akhir tahun lalu sekitar Rp 18 triliun, maka hingga akhir tahun ini ditargetkan sekitar Rp 23,5 triliun.