Management Trends

Ini Alasan Indo Tambangraya Hentikan Rekrutmen

Ini Alasan Indo Tambangraya Hentikan Rekrutmen

Perlambatan ekonomi global seiring anjloknya harga komoditas menekan kinerja perusahaan tambang batubara. Produksi tahun 2015 turun tipis 2% dibanding tahun sebelumnya sebesar 28,5 juta ton. Penjualan juga turun tipis 3% menjadi 28,2 juta ton. “Tapi, laba bersih turun 69% dibanding tahun 2014 menjadi US$ 63 juta,” kata Egiest Alnairi Siregar, HR Head PT Indo Tambangraya Megah Tbk.

Menurut dia, hasil ini tentu berpengaruh terhadap pembagian bonus karyawan. Kalau saat masih jaya-jayanya, bonus bisa mencapai 2-3 kali gaji. Kini, nilainya ikut berkurang seiring menurunkan performa perusahaan seiring pelemahan harga komoditas selama 3 tahun terakhir. “Bonus berupa uang cash. Kami belum ada criteria pemberian bonus dalam bentuk lain,” katanya.

Egiest Alnairi Siregar, HR Head PT Indo Tambangraya Megah Tbk.

Egiest Alnairi Siregar, HR Head PT Indo Tambangraya Megah Tbk.

Tak hanya itu, perseroan juga menghentikan rekrutmen karyawan baru. Jika ada karyawan yang pindah, maka bagian yang lain harus bisa mengisi kekosongan. Untungnya, tingkat turnover karyawan sangat rendah, yakni di bawah 3% dari total 2.700 karyawan. Untuk meretensi karyawan, perseroan menawarkan banyak pengembangan diri, pelatihan jenjang karier, dan memberikan jenjang pendidikan tinggi untuk level manager ke atas.

“Kami juga menyosialisasikan kepada karyawan bahwa ke depan ITM akan melakukan diversifikasi bisnis, tak hanya batubara. Dengan begitu, ada tantangan dan peluang baru bagi karyawan untuk mengembangkan dirinya lebih baik lagi,” ujar dia.

Indotambang Raya menerapkan sistem grading dalam pemberian kompensasi dan benefit. Contohnya, fasilitas kendaraan disesuaikan dengan level jabatan. Untuk remunerasi, perseroan menggunakan sistem dari Hay. Prinsip penggajian menggunakan sistem clean waste. “Gaji di ITM hanya berdasarkan pada gaji pokok, tunjangan jabatan, uang makan, dan transportasi, serta kesehatan,” ujar dia.

Untuk meningkatkan efisiensi, perseroan fokus memperketat anggaran operasional. Misalnya, pembelian tiket pesawat yang biasanya kelas bisnis, diganti menjadi kelas ekonomi. Jika memungkinkan, perseroan akan mengejar tiket promo yang jauh lebih murah. “Ada 7 pos yang menjadi perhatian kami. Yang paling besar adalah operational cost,” kata dia.

Kontribusi terbesar terhadap produksi tahun 2015 berasal dari anak perusahaan, yaitu PT Indominco Mandiri, dengan 13,4 juta ton atau 47%. Produksi anak perusahaan lainnya, yaitu PT Kitadin Tandung Mayang di tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 39% menjadi 2,5 juta ton di 2015.

Lokasi tambang Indotambang Raya tersebar di enam wilayah usaha pertambangan, yang semuanya dalam tahapan beroperasi dan berproduksi, masing-masing di bawah pengelolaan satu anak perusahaan. Empat daerah konsesi ITM berlokasi di Kalimantan Timur, satu di Kalimantan Selatan, dan satu terletak di dua provinsi, yakni Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. (Reportase: Syukron Ali)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved