Management Editor's Choice Strategy

Ini Manfaat dari Pembentukan Holding Pelindo

Ini Manfaat dari Pembentukan Holding Pelindo

Wacana tentang pembentukan holding Pelindo, yakni Indonesia Port Corporation (IPC) telah muncul sejak 2013 lalu. Direksi Pelindo I-IV pun sudah sepakat. Saat ini, proses pembentukan holding sedang berjalan. Sesuai arahan Menteri BUMN Rini Soemarno, untuk menuju holding harus dimulai dengan virtual holding.

“Dalam proses holding tadi membutuhkan legalitas minimal satu tahun untuk bekerja dan selanjutnya dievaluasi. Dalam proses virtual itu juga ada SOP-nya, standar produktivitas manajemen dan terminal. Standarisasi dalam segala hal. Sehingga, saat proses holding selesai, kita sudah siap,” kata Direktur Utama Pelindo II R. J. Lino.

Ada beberapa manfaat yang bisa diraih lewat pembentukan holding Pelindo. Pertama, Indonesia akan memiliki Terminal Peti Kemas terbesar kelima di dunia. Itu bisa terjadi setelah seluruh terminal peti kemas digabung menjadi satu. Kedua, kekuatan finansial holding Pelindo akan semakin kuat. Sehingga, urusan meminjam uang ke bank akan jauh lebih mudah. “Kita juga bisa membangun pelabuhan di berbagai tempat. Di mata internasional, Holding Pelindo juga akan semakin menarik di mata dunia internasional,” katanya.

Direktur Utama Pelindo II, R J Lino

Direktur Utama Pelindo II, R J Lino

Dengan selesainya Terminal Kalibaru (New Tanjung Priok), lanjut dia, kapal-kapal besar akan bisa masuk. Dengan begitu, kontainer yang dari Semarang atau Surabaya yang ingin ekspor keluar negeri tidak perlu lagi melakukan transhipment di Singapura. Holding Pelindo nantinya bisa menawarkan kepada eksportir untuk bongkar muat barang di Priok dengan tarif separuh dari harga yang ditawarkan di Singapura. “Kalau bisa menjadi satu atap (holding), sebenarnya yang untung bukan hanya Pelindo, tapi juga pemerintah Indonesia. Kalau ada volume besar di satu tempat, kapal-kapal besar akan transit di tempat kita,” ujarnya.

Oleh karena itulah, Lino terang-terangan mengaku tak setuju dengan pembangunan pelabuhan Cilamaya. Dengan adanya dua pelabuhan yang berdekatan, volumenya akan terbagi menjadi dua. Sehingga kapal besar tidak akan masuk ke wilayah Indonesia, tetapi singgah di Singapura. “Kalau ada dua pelabuhan yang kecil, kapal besar tidak akan masuk. Malah kapal-kapal kecil akan mendatangi kapal besar tersebut untuk mengambil barang di pelabuhan yang besar,” ujarnya.

Keuntungan lainnya dari pembentukan holding Pelindo adalah operasional di pelabuhan akan jauh lebih efisien karena lebih terintegrasi. Biaya logistik bisa ditekan karena ada kapal besar yang masuk. Daya saing Indonesia juga akan naik, dan bahkan bisa lebih baik dari Singapura. Targetnya, pada 2030 nanti, kapasitas pelabuhan di Indoensia untuk menangani barang-barang dalam negeri 28-30 juta TEUs. Untuk barang-barang internasional juga sampai 30 juta TEUs.

“Dengan kemampuan sebesar itu, RI bisa mengalahkan Pelabuhan Rotterdam, Belanda yang hanya memiliki kapasitas 15 juta TEUs. Apalagi, di tahun 2030 nanti, ekonomi kita ditargetkan menempati posisi ke-7 terbesar di dunia. Saat ini, kita masih di posisi 16,” ujarnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved