Management

Ini Proyek Prioritas Sarana Multi Infrastruktur

Ini Proyek Prioritas Sarana Multi Infrastruktur

Pemerintah Indonesia tengah gencar membangun infrastruktur. Terutama, untuk proyek strategis dan prioritas nasional. PT Sarana Multi Infrastruktur ikut berpartisipasi aktif membiayai proyek-proyek tersebut. Apa saja?

“Proyek prioritas dan strategis ditetapkan melalui 2 Perpres dan 1 Permenko Perekonomian. Kami banyak ikut di situ. Mayoritas jalan tol, lalu ada banyak bendungan juga, irigasi, jalan tol Trans Sumatera dan Trans Jawa,” kata Emma Sri Martini, Presiden Direkturr SMI.

Menurut dia, proyek jalan tol Trans Sumatera sudah dalam tahap financial closing untuk dua ruas, yakni Medan-Binjai dan Palembang-Simpang Indralaya. Sementara, untuk ruas lainnya seperti Bakauheni-Terbanggi Besar menggunakan bridge loan. Ada juga beberapa dana talangan lahan di beberapa ruas.

Dirut PT SMI, Emma Sri Martini (Foto: IST)

“Kita juga banyak memberikan pembiayaan untuk Trans Jawa, baik melalui holding BUMN-nya seperti Jasamarga, Waskita, maupun BUJT-nya (Badan Usaha Jalan Tol) atau pemegang konsesisi langsung. Ada Solo-ngawi, NKJ ( Ngawi Kertosono Jaya), beberapa itu ada PPJT-nya (Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol) itu yang mayoritas masuk dalam perpres strategis nasional,” ujar dia.

Dia menjelaskan, proyek di sektor transportasi menjadi prioritas untuk mencapai target konektivitas dan menekan biaya logistik. Isu inilah yang membuat daya saing produk lokal merosot tajam di pasar ekspor. Saat ini, 37% portofolio hingga akhir 2016 telah disalurkan ke sektor transportasi dan jalan tol.

“Selanjutnya, sektor ketenagalistrikan. Keduanya memang mewakili backlog infrastruktur yang ada di Indonesia. Dua sektor ini yang prioritas. Artinya, alokasi pembiayaan terbesar ke dua sektor ini. Target elektrifikasi 100% di 2019. Konektivitas salah satu bentuknya adalah 1.000 km jalan tol,” katanya.

Emma menambahkan, total portofolio untuk PLN telah mencapai hampir Rp 11 triliun. Seperti untuk PLTU Riau Tenayan yang merupakan proyek lama Fast Track Programme dan untuk belanja modal PLN sekitar Rp 2 triliun. Selain PLN, ada juga pembiayaan untuk IPP swasta yang dibangun nama-nama top seperti Medco dan Adaro.

“Kami juga ikut membiayai IPP yang renewable energy, meskipun ukurannya masih kecil di bawah 10 MW rata-rata dan banyak menggunakan hydro,” kata dia.

Dia menambahkan, perseroan juga tengah melakukan penilaian untuk pembiayaan di luar prioritas seperti untuk membangun pelabuhan yang digarap Pelindo II dan III. Termasuk pembiayaan bandara yang dioperasikan Angkasa Pura I dan II. (Reportase: Nerissa Arviana)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved