Management

Ini Strategi Indoexim Sukses Terobos 91 Negara

Ini Strategi Indoexim Sukses Terobos 91 Negara

PT Indoexim International berusaha untuk tidak tergantung kepada satu atau dua pembeli besar di luar negeri dalam memasarkan produknya. Ketergantungan pada pembeli tertentu akan mengganggu pemasaran apabila daya beli pembeli bersangkutan menurun. Karena strategi itulah, Indoexim kini berhasil menerobos masuk ke 91 negara di dunia. Bahkan Museum Rekor Indonesia (MURI) menganugerahi Indoexim sebagai perusahaan nasional dengan tujuan ekspor terbanyak.

indoexim

Indoexim International merupakan produsen sekaligus eksportir furnitur untuk hotel, resor, apartemen, rumah, restoran, dan kafe yang didirikan Basuki Kurniawan pada 2006. Nilai ekspor perusahaan terus menanjak, pada 2012 sebesar US$ 2,87 juta, pada 2013 senilai US$ 3,09 juta, pada 2014 senilai US$ 3,33 juta, dan pada 2015 sebesar US$ 3,41 juta. Kontribusi pasar Eropa sebanyak 40-50% dari total nilai ekspor, Australia di bawah 5%, Asia 15%, Amerika 20%, dan Afrika 5-9%.

Presiden Direktur PT Indoexim Internasional, Basuki Kurniawan, menuturkan, saat ini Indoexim sudah menerobos 91 negera tujuan ekspor di seluruh dunia, di antaranya 21 negara di Asia, 11 negara di Afrika, tiga negara di Australia, 38 negara di Eropa, dan 19 negara di Amerika. Pertama kali ekspor, Indoexim masuk ke Jerman dan Mauritius, dan negara tujuan ekspor terbaru adalah Irak, Iran, Israel, dan Libanon.

“Kami menghindari ketergantungan terhadap satu atau dua pembeli besar saja. Di Jepara, banyak perusahaan tumbang karena hal itu. Kami selalu aktif ikut pameran, di dalam maupun luar negeri, dan ikut misi dagang, tidak terbatas dari negara tujuan ekspor tradisional, tetapi juga dari negara tujuan ekspor nontradisional,” kata dia.

Agar para pembeli di luar negeri tetap setia, kata Basuki, Indoexim terus melakukan inovasi dan menjaga kualitas produk. Misalnya, Indoexim membuat dua grade kayu jati, yakni premium dan kualitas nomor dua. Jati kualitas premium warnanya seragam, sedangkan jati kualitas nomor dua sebaliknya, Indoexim membuat kayu jati yang tampak tidak bagus menjadi tampak seperti premium.

“Kami adalah perusahaan pertama yang melakukan inovasi di bidang itu. Untuk bisa bersaing, kualitas kunci utama. Dari tahun ke tahun naik, jumlah yang super 20% dan yang kualitas nomor dua 80%. Dengan nilai yang naik terus, kami memperbanyak kualitas nomor dua,” jelas dia.

Saat ini, Indoexim juga telah memiliki Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) serta ISO 9001: 2000 tahun 2008 dan ISO 9001: 2008 tahun 2011. Dengan sertifikat itu, produk Indoexim menjadi lebih mudah menembus banyak negara. Indoexim juga berinisiatif membolehkan pembayaran uang muka dan pelunasan dari para pembeli di luar negeri melalui transfer sebbanyak beberapa kali. Hal ini dilakukan untuk menyikapi negara tujuan ekspor nontradisional yang memiliki regulasi pelik dalam pembayaran impor.

“Misalnya, Argentina memiliki regulasi yang membatasi jumlah maksimum uang yang keluar dari Argentina. Kami siasasi kekurangan ini, sehingga pasar kami tetap ada di negara tersebut,” ungkap dia.

Produk furnitur yang diekspor Indoexim berasal dari Jepara dan sekitarnya. Bahan baku utama produk Indoexim adalah kayu jati yang cukup banyak dibudidayakan di Sulawesi dan Lampung, sedangkan bahan pembantunya adalah kuningan. Tenaga kerja juga sepenuhnya berasal dari masyarakat lokal, sehingga Indoexim sekaligus berupaya meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar pabrik.

“Tapi saat ini ada tantangan dengan maraknya rotan, bahkan ada rotan plastik yang mengalahkan rotan orginal. Karena itu, kami selalu mengkampanyekan bahwa jati tetap yang terbaik,” jelas dia. (Reportase: Sri Niken Handayani)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved