Management Strategy

Ini Tantangan Akuntan Indonesia Hadapi MEA

Ini Tantangan Akuntan Indonesia Hadapi MEA

Era pasar bebas ASEAN menjadikan banyak profesi harus lebih mempersiapkan diri lagi, terutama dalam hal meraih sertifikasi. Tak terkecuali profesi akuntan. Sebagai profesi yang vital dalam perekonomian nasional, akuntan Indonesia harus siap dan lebih mengejar ketertinggalannya. Dari data yang diperoleh Universitas Brawijaya, Indonesia masih mengalami ketertinggalan dalam hal standardisasi mengenai profesi akuntan. Bahkan berdasarkan indeks daya saing, akuntan Indonesia masih berada di level 37 dari 140 negara, dengan posisi yang lebih rendah dibandingkan Singapura yang menduduki level 2, Malaysia yang menduduki posisi 18 serta Thailand di posisi 32.

akuntan-01

“Saat ini dunia sedang masuk ke dalam revolusi industri keempat yang dimotori oleh revolusi teknologi serta adopsi teknologi di big data. Bahkan saat ini negaranegara maju mulai melakukan investasi pada knowledge base investment yang merupakan prasyarat negara ekonomi maju,” ungkapnya.

Perkembangan ini jelas menjadi tantangan tersendiri bagi profesi akuntan di masa kini. Untuk itu, akuntan dituntut untuk menyiapkan strategi agar tetap relevan dengan perkembangan yang ada. Oleh sebab itu, profesionalisme serta peningkatan kualitas akuntan sangatlah diperlukan.

“Semua orang yang berkecimpung di profesi akuntan merasakan perkembangan yang semakin dinamis sekaligus distruptif di beberapa tahun terakhir. Apalagi sejak terbitnya peraturan menteri keuangan mengenai Akuntan Beregister Negara, profesi akuntan berkembang menjadi profesi yang bisa dikatakan sangat lukratif dengan peluang dan kesempatan baru yang semakin terbuka lebar sekaligus penuh tantangan di nasional maupun global. Namun peluang juga muncul. Dengan adanya MEA, akuntan bisa lebih melebarkan sayapnya,” tutur Mardiasmo, Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI.

Jika dilihat dari jumlah lulusan, profesi akuntan Indonesia memiliki peluang yang besar untuk bisa merajai di Asia Tenggara. Bahkan diprediksi, pada tahun 2020 jumlah lulusan akutansi akan menempati posisi ke lima di antara negara anggota G20, sehingga peluangnya akan semakin besar.

“Dari total 204 juta lulusan di dunia, Indonesia berkontribusi sebanyak 6%. Tentunya ini dapat dilihat sebagai salah satu katalis bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing ekonomi Indonesia,” imbuh Ainun. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved