Management

Inilah Gambaran Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Singapura

Oleh Admin
Inilah Gambaran Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Singapura

Potensi kerja sama bisnis antara Indonesia dan Singapura terbilang besar. Namun, realisasi yang ada sekarang belum sebesar potensi yang bisa digarap. Karena itu, kedua negara pun sedang berusaha mempererat kerja sama ekonomi.

Hari ini, Senin (8/4/2013), Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dengan Lim Hng Kiang, Minister for Trade and Industry Singapore, mengadakan pertemuan, di Jakarta. Pertemuan kali ini adalah kelanjutan dari Preparatory Meeting of Bilateral Economic Working Groups RI-Singapura yang telah diadakan pada 21 Maret lalu di Singapura.

Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (kanan), dengan Lim Hng Kiang, Minister for Trade and Industry Singapore (kiri), mengadakan pertemuan, di Jakarta, Senin (8/4/2013).

Pertemuan hari ini membahas perkembangan kerja sama bilateral antara Indonesia-Singapura dalam enam working groups (WG), yakni WG Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Ekonomi Khusus lainnya, WG Investasi, WF Konektivitas Udara, WG Pariwisata, WG Sumber Daya Manusia, dan WG Agribisnis. Hasil pertemuan dari kedua menteri ini menjadi bahan masukan untuk Leaders Retreat kedua negara yang bakal diadakan pada 22 April mendatang, di Singapura.

“Kita baru saja selesai melaksanakan joint meeting yang ketiga. Setiap tahun kita gantian,” jelas Hatta, seusai pertemuan.

Hatta menjelaskan, nilai perdagangan Indonesia-Singapura mencapai US$ 43,6 miliar. Nilai tersebut turun tiga persen di tengah kondisi perekonomian yang sedang mengalami masa sulit. “Investasi tetap Singapura nomor satu, hampir US$ 5 miliar di 2012. Memegang ranking pertama,” imbuhnya.

Dan sekarang, kedua negara akan mengembangkan kerja sama perdagangan dan investasi agar bisa lebih bertumbuh. Kerja samanya dikategorikan ke dalam enam WG. Pertama adalah WG Batam-Bintan-Karimum dan KEK lainnya. Tahun 2013, kerja sama di bagian ini akan fokus pada pengembangan kapasitas aparatur pelayanan investasi, perbaikan relasi industri, dan pembangunan infrastruktur. “Kedua negara akan promosi meng-attract investor dari Taiwan dan dari mana-mana untuk di situ,” ucap Hatta.

Kedua, WG di bidang investasi. Hatta berkeinginan agar investasi tidak hanya terpusat di Pulau Jawa. “Tapi kita ingin mendorong juga di luar Jawa. Tadi, sudah diidentifikasi beberapa hal yang penting (terkait) itu,” lanjutnya.

Ketiga adalah WG dalam hal perhubungan udara. Hasil dari WG ini adalah kerja sama dalam meningkatkan kapasitas hak angkut bagi maskapai penerbangan kedua negara. Hatta menerangkan, “Air connectivity itu bagaimana kita meningkatkan hubungan udara kita di dalam menghadapi ASEAN connectivity yang lebih efisien, murah, sehingga barang-barang pergerakan domestik jauh lebih efisien nantinya.”

Lalu, pada bidang pariwisata, ia menuturkan, Indonesia akan berupaya untuk membuka daerah-daerah yang berpotensi di Indonesia timur. Negara ini pun akan berusaha meningkatkan konektivitas ke wilayah tersebut dengan menggandeng Singapura yang memiliki jaringan dan pemasaran yang baik, namun tidak mempunyai banyak objek wisata. “Jadi, kita mengajak ke sana, terutama untuk (wisata) kapal pesiar,” sebutnya.

Demi mengembangkan wisata kapal pesiar, pihak Indonesia pun meminta WG untuk mengidentifikasi proyek infrastruktur khusus terkait itu. Hatta menyebutkan, satu proyek diharapkan di Bali, dan satu di Indonesia timur. “Sehingga meningkatkan turis di cruise atau kapal pesiar yang basenya di Singapura bisa masuk ke wilayah kita, dan ada pelabuan-pelabuhan utama di situ,” terang dia.

Sedangkan di bidang tenaga kerja, pemerintah berharap ada peningkatan tenaga kerja yang memiliki keahlian di Singapura. Lebih khusus, pemerintah akan mendorong tenaga kerja perawat dan perawat orang tua atau jompo (caregiver) untuk bekerja di Singapura seiring dengan kebutuhan yang semakin meningkat. “Dan juga kita meminta agar nurse kita banyak yang melayani di rumah sakit-rumah sakit di mana orang Indonesia yang banyak berobat dan check up ke sana, dan juga pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan skill orang kita,” kata Hatta menjelaskan.

Terakhir adalah WG di bidang agribisnis. Ekspor sayuran dan buah dari Indonesia ke negara singa itu menunjukkan perkembangan yang positif. Ekspor mencapai angka 25.000 ton, atau meningkat sebanyak 18 persen di tahun 2012 dari tahun 2011. Rencananya, pemerintah akan meningkatkan volume ekspor sayuran dan buah sebesar 20 persen per tahun. Demi itu, pemerintah pun berusaha memperbaiki rantai pasok sayur dan buah melalui sejumlah upaya. Salah satunya adalah Kementerian Pertanian mendorong pengembangan agribisnis. sayur dan buah oleh PTPN. “Dan kita akan meningkatkan lagi ekspor kita dalam vegetable dan food double ke Singapura,” tandas Hatta. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved