Management Editor's Choice Strategy

Inilah Persiapan Bank Mandiri Berekspansi ke ASEAN

Inilah Persiapan Bank Mandiri Berekspansi ke ASEAN

Pelan tapi pasti, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. bersiap-siap untuk melebarkan sayap bisnisnya di Asia Tenggara di tahun 2020. Perseroan menanggalkan masa lalu yang kelam dengan melakukan layanan yang terintegrasi untuk menatap masa depan yang mencerahkan dengan menatap pasar ASEAN.

Pahala Mansury, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri

Pahala Mansury, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri

Menurut Pahala Mansury, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, perseroan melakukan sejumlah strategi yang mumpuni, di antaranya meningkatkan pelayanan ke nasabah, mengembangkan bisnis, memperluas jaringan usaha, optimalisasi SDM dan teknologi, meningkatkan kapitalisasi pasar, meningkatkan return on equity (ROE), dan memperkuat tata kelola perusahaan yang apik (Good Corporate Governance). Perseroan pun bertekad mencapai target yang sudah diumumkan sejak sejak tahun lalu tersebut.

Pahala mengatakan, Bank Mandiri perseroan telah menetapkan sejumlah proyeksi yang akan menunjang perseroan menjadi pemimpin pasar di ASEAN tahun 2020. Untuk itu, lanjut Pahala, kapitalisasi pasar perseroan ditargetkan harus bisa mencapai nilai sebesar US$ 55 miliar.

Menurutnya, Bank Mandiri harus meningkatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 23%-28% dan imbal hasil terhadap ekuitas (ROE) di kisaran 23%-27%. ROE merupakan indikator untuk mengukur imbal hasil yang diperoleh oleh pemegang saham atas investasi yang dilbenamkannya ke suatu perusahaan. ROE yang tinggi menunjukkan manajemen lebih efisien mengoptimalkan modal pemegang saham untuk keuntungan investor. Pahala menambahkan Bank Mandiri juga berupaya keras menerapkan GCG yang apik agar bisa menjadi acuan bagi masyarakat dalam mengelola perusahaan.

Selanjutnya, bank berpelat merah ini menginginkan kontribusi pendapatan anak perusahaan ke induk perseroan pada tahun 2020 naik menjadi 20%-25% dari 13% pada saat ini. “Jadi pertumbuhan profitability dan volume bisnis anak perusahaan diharapkan lebih cepat dibandingkan pertumbuhan industri perbankan,” jelas Pahala. Target ini dilandasi oleh keinginan perusahaan untuk meningkatkan jumlah nasabahnya berinvestasi di portofolio investasi yang dikelola anak perusahaan. Beberapa anak usaha perseroan adalah PT AXA Mandiri Financial Services, PT Mandiri AXA General Insurance, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank Sinar Harapan Bali.

Keinginan direksi untuk meningkatkan kinerja Bank Madiri itu memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Nasib nahas sempat mendera perseroan di tahun 2005. Tekad yang kuat dari pemangku kepentingan untuk menunjukkan kinerja positif menuai hasilnya, setidaknya hingga tahun lalu.

Pahala2

Kinerja Positif

Kinerja Bank Mandiri di tahun lalu cukup stabil, meski likuiditas sangat ketat. Bank Indonesia menetapkan BI Rate sebesar 7,75% dan kebijakan loan to value untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional di tengah instabilitas perekonomian global. Pertumbuhan kredit Bank Mandiri hingga kuartal III/2014 naik 14%, atau menjadi Rp 451,24 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2013 senilai Rp 395,83 triliun. DPK juga tumbuh 16% atau mencapai Rp 533,53 triliun dari Rp 459,94 triliun di kuartal III/2013.

Pahala menambahkan lagi, sebanyak 33% persen portofolio Bank Mandiri merupakan sektor ritel dan pada 2020 tahun diharapkan 49% dari total aset portofolio berasal dari ritel. “Pertumbuhan segmen retail cenderung lebih cepat karena terdorong pertumbuhan middle income population di masa mendatang,” katanya. Pertumbuhan populasi kelas menengah akan mendorong meningkatkan kredit ritel perseroan di tahun 2020. Sebab, daya beli masyarakat dinyakini akan lebih tinggi dibandingkan saat ini.

Lebih lanjut, Pahala menyebutkan bahwa Bank Mandiri tidak hanya ingin memainkan perannya sebagai lembaga pembiayaan semata, melainkan juga mendalami bisnis nasabahnya dengan cara aset transaction banking yang sifatnya holistik. “Jadi, nasabah kami tidak hanya sekedar meminjam duit, namun bisa memanfaatkan produk perbankan lainnya,” ucapnya.

Sebelum menyasar target di 2020, perseroan terlebih dahulu ingin mencapai target di tahun 2015. Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit di tahun ini sebanyak 16%-18%, atau lebih tinggi dibandingkan target tahun 2014 sebanyak 14%. Sedangkan, dana pihak ketiga ditargetkan tumbuh 13%-14%.

Menurut Pahala, penyaluran kredit pada tahun 2015 masih akan tumbuh lebih tinggi karena situasi politik relatif stabil dan pertumbuhan ekonomi masih relatif positif. Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia melansir target pertumbuhan kredit perbankan nasional di tahun ini bisa mencapai 15%-17%. Sementara, pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8% pada tahun ini.

“Tapi, kami melihat outlook-nya bukan hanya di tahun 2015, tapi juga 5-6 tahun mendatang. Hal ini penting dipertimbangkan untuk menentukan investasi atau pengembangan strategi bisnis Bank Mandiri di masa depan,” terangnya.

Lantaran begitu, perseroan di tahun ini menggenjot sumber dayanya untuk meningkatkan layanan terintegrasi kepada semua segmen nasabahnya, diantaranya mikro dan UMKM. Bank Mandiri ingin mengembangkan 300 outlet agar mudah diakses nasabah segmen mikro. Untuk UMKM, perseroan ingin mengintegrasikan layanan anak perusahaan perseroan untuk UMKM. “Itulah sebabnya, cabang-cabang kami di tahun 2015 harus lebih aktif lagi membangun hubungan dengan UMKM,” pungkasnya. (VKY)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved