Management Strategy

Jaga Stabilitas Produksi, Toba Surimi Diversifikasi Produk

Jaga Stabilitas Produksi, Toba Surimi Diversifikasi Produk

PT Toba Surimi Industries menseriusi bisnis pengolahan ikan laut dengan terus melakukan langkah diversifikasi. Saat ini, Toba Surimi sudah menghasilkan tiga produk pengolahan ikan berupa seafood beku, seafood kalengan, dan seafood olahan, dengan menyerap bahan baku ikan sebesar 15 ton per hari.

Direktur PT Toba Surimi Industries Gindra Tardy menjelaskan, Toba Surimi tidak menekuni usaha penangkapan karena tidak memiliki kapal sendiri. Toba Surimi sebelumnya juga sempat menjalankan usaha budidaya kepiting soka, namun tak berjalan sesuai rencana. “Saat ini, kami hanya fokus di bidang pengolahan ikan laut melalui kerja sama dengan nelayan binaan yang selalu rutin menjual hasil tangkapan kepada Toba Surimi. Kami terus melakukan diversifikasi produk olahan agar tidak menggangu kestabilan produksi secara total,” kata dia.

Lebih jauh dia mengatakan, langkah diversifikasi menjadi mutlak dalam bisnis pengolahan ikan. Contohnya, saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberlakukan larangan produksi dan ekspor kepiting soka. Meski ada larangan itu, Toba Surimi tetap eksis, produksi tetap stabil karena diversifikasi telah dilakukan. “Larangan itu merupakan sebuah pukulan bagi industri. Beberapa perusahaan yang tidak melakukan diversifikasi akan mengalami kemunduran bahkan gulung tikar,” ujarnya.

Direktur PT Toba Surimi Industries Gindra Tardy sedang memantau kerja karyawannya.

Produk olahan yang dihasilkan Toba Surimi untuk seafood beku di antaranya frozen yellowfin tuna sashimi (tuna beku), frozen octopus (gurita beku), frozen squid (cumi cumi beku), dan frozen baby clams (kepah beku). Untuk seafood kalengan berupa pasteurized crabmeat (daging kepiting rajungan), udang, tuna kalengan, kepah, cumi-cumi, dan clam juice. Sedangkan seafood olahan berupa sosis ikan.

Gindra menuturkan, saat ini ratusan nelayan menjadi binaan Toba Surimi. Nelayan-nelayan itu tersebar di Aceh, Sibolga, Tanjung Ledong, Batam, Kepulauan Riau, dan Tanjung Balai. Perusahaan memfasilitasi peralatan tangkap ikan dan cold storage untuk menyimpan ikan. “Untuk permodalan tidak ada, tetapi lebih berupa perlengkapan tangkap ikan. Mereka menyuplai ikan ke kami,” kata dia.

Dia mengungkapkan, jumlah tangkapan nelayan per hari yang masuk ke Toba Surimi sebagai bahan baku olahan ikan mencapai 15 ton per hari. Berat tersebut masih merupakan berat kotor yang lengkap dengan kulit dan kepala dari hasil tangkapan. “Setelah dibersihkan dan siap ekspor berat yang tersisa sekitar 260 ton per bulan,” ujar dia.

Menurutnya, volume tangkapan para nelayan yang masuk ke pabrik Toba Surimi di Kawasan Industri Medan II tergantung musim karena masa penangkapan hasil laut ada high season dan low season. Untuk mengatasinya, idealnya daerah penangkapan harus terus diperluas karena setiap daerah memiliki masa panen yang berbeda.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved