Management Strategy

Juru Selamat Itu Bernama Nissan

Juru Selamat Itu Bernama Nissan

Dunia diguncang skandal efisiensi bahan bakar yang dilakukan Mitsubishi Motor Corp. Bak Dewa Penyelamat, Nissan Motor Co. datang membawa dana segar untuk membeli 34% saham Mitsubishi senilai US$ 2,2 miliar (sekira Rp 29 triliun).

Kesepakatan ini bakal menolong kelangsungan hidup Mitsubishi yang untuk ketiga kalinya dalam dua dekade terakhir terpuruk dalam skandal. Imbas kasus manipulasi efisiensi bahan bakar ini, nilai pasar mereka melorot. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Nissan, produsen mobil kedua terbesar di Jepang setelah Toyota dan Honda.

Carlos Ghosn, Chief Executive Nissan menyebut kesepakatan ini adalah terobosan terbaik sekaligus solusi yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Jika disetujui Nissan akan menjadi pemegang saham terbesar di Mitsubishi. Demikian dilansir BBC.

Nissan

Nissan Juke, salah satu mobil keluaran Nissan Motors

Keduanya memang telah bersinergi sejak lima tahun terakhir, misalnya dalam hal teknologi maupun platform. Buat Mitsubishi, mereka bisa mengakses teknologi Nissan termasuk program riset dan pengembangannya. Harapannya, mereka akan lebih mudah melewati skandal ini dan meraih kembali kepercayaan pasar.

Sementara, Nissan juga diuntungkan dengan jaringan penjualan Mitsubishi yang luas di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Ketiga negara tersebut masih menjadi pasar yang seksi untuk pabrikan mobil Jepang.

Tapi, gambaran besarnya adalah dominasi Renault makin terasa lewat kepemilikan 43% saham di Nissan. Ketiganya bersama-sama akan membuat 9,5 juta unit mobil setiap tahunnya. Jumlah ini setara dengan dua raksasa di industri mobil seperti Toyota dan General Motors.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved