Management Trends

Jurus Aesler Tetap Dapat Proyek di Tengah Pandemi COVID-19

Direktur Utama PT Aesler Grup Internasional Tbk, Jang Rony Yuwono (kiri) bersama Direktur Keuangan dan Bisnis Aswinth Maratimbo. (dok Aesler)

Pandemi global ini cukup banyak memengaruhi berbagai sektor perusahaan, namun perusahaan arsitek PT Aesler Grup Internasional Tbk setelah tiga hari melakukan pendaftaran saham, nilai sahamnya sudah naik hingga 240 persen dari hari pertama IPO. Perseroan juga mengaku bisa menyiasati keadaan dengan tetap menjaga kinerja agar tetap dapat project baru bagi perusahaan arsitek pertama yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini.

Presiden Direktur Aesler, Jang Rony Yuwono mengatakan harus ada berbagai cara untuk menyiasati keadaan yang sulit ini di tengan merebaknya virus corona salah satunya dengan bisa menghadirkan desain arsitektur ruang yang lebih kreatif dan mengintegrasikan pola hidup baru dalam planning arsitektur di dalam bangunan.

“Saat ini saham perusahaan kami terus mengalami kenaikan setelah kami daftarkan di BEI dan ada beberapa permintaan penyesuaian desain arsitektur dengan banyaknya penerapan Work From Home, kami menciptakan design apartemen/hunian compact dengan satu bedroom yang terintegrasi dengan study room/working room. Tren ke depan metode bekerja tidak lagi harus dari kantor jadi konsep huniannya juga difasilitasi dengan ruangan kerja,” ungkap Jang Rony dalam keterangan resminya di Jakarta (14/4/2020).

Jang menambahkan dengan adanya situasi pandemi global ini banyak kantor yang akan mengalami pola desain baru di mana penggunaan teknologi seperti smartphone untuk menggunakan lift dan mengatur temperatur, karena salah satu faktor utama penyebaran virus adalah melalui sentuhan permukaan. Meja yang biasanya berukuran kecil seperti co-working kini akan membesar, koridor sempit akan mengalami pelebaran.

“Kami juga banyak mendapat orderan dengan konsep new social live dan workspace. Karena dengan adanya pandemi sekarang kantor formal mungkin juga harus cepat untuk berdapatasi apabila bisnisnya ingin survive di masa pasca Covid-19 nantinya. Meeting room akan lebih dikontrol menggunakan smartphone sehingga antara meeting yang pertama dan selanjutnya akan ada jeda dan dipakai untuk pembersihan . Menurut riset ini akan banyak perubahan untuk hunian dan kantor,” kata Jang Rony.

Dia memberikan masukan kepada pemerintah agar aset-aset milik negara yang tidak produktif dan cukup membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk bisa di kerjasamakan dengan pihak swasta. Tujuannya, bisa saling memberikan keuntungan jadi lebih bermanfaat dan meringankan pihak swasta juga di masa ekonomi sulit.

“Jadi dampak dari keadaan yang di akibatkan virus Corona ini bukan hanya negatif saja, tetapi dari kondisi ini kita bisa tetap melihat banyak opportunity dan ide-ide baru yang bisa dikembangkan dan akhirnya bisa membuat masyarakat lebih produktif dan lebih lebih kreatif dalam mengakselerasikan bisnis mereka,” ujar Jang mengakhiri penjelasannya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved