Management Strategy

KADIN Targetkan 10 Proyek Green Infrastruktur Jalan Tahun 2015

KADIN Targetkan 10 Proyek Green Infrastruktur Jalan Tahun 2015

Pada 9 – 10 Juni 2015 mendatang Kamar Dagang Indonesia (KADIN) akan kembali menggelar Indonesia Green Infrastuctur Summit (IGIS 2015). Pertemuan puncak untuk kedua kalinya ini akan membahas langkah-langkah yang dapat diterapkan untuk merealisasikan prinsip perlindungan lingkungan hidup dan pembangunan keberlanjutan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2015 – 2019.

Foto Bersama (Ka-Ki) : Wakil Presiden Direktur BCA - Eugene Keith Galbraith, Chairman of the National Committee for Franchising and Licenses for KADIN - Amir Karamoy dan Founder and CEO of A. S. Louken Group - Luke Lim (Foto : Mulky)

Adapun isu-isu utama yang akan dibahas dala pertemuan puncak tersebut diantaranya adalah masalah ketersediaan lahan, “Isu ini penting sebab masih menjadi kendala utama dalam pembangunan infrastruktur,” ungkap Zulhanar usman, Wakil Ketua Umum KADIN bidang infrastruktur yang juga menjadi Ketua Panitia IGIS 2015.Isu lainnya adalah masalah daya dukung sumber air atau ketahanan sumber air (water sources security) ini juga penting dalam pembangunan infrastruktur terlebih infrastruktur mengedepankan konsep ramah lingkungan.

Lebih lanjut, Zulhanar juga menjelaskan garis besar topik pembicaraan dalam pertemuan itu nanti. Pertama adalah topik mengenai tata kelola lanskap yang berkelanjutan. Kedua, bagaimana membangun sumber listrik 35 ribu megawatt dengan konsep ramah lingkungan?. Ketiga, bagaimana mempromosikan “ekonomi biru” dalam hal ini adalah ekonomi yang bersumber dari potensi laut Indonesia. Keempat, bagaimana mendapatkan sumber pendanaan, “Khusus untuk pendanaan green infrastruktur sejauh ini kami masih terus memetakan mana saja lembaga pendanaan yang fokus mendukung investasi proyek yang ramah lingkungan,” jelas Zulhanar. Kelima, solusi untuk transportasi dan infrastruktur ICT yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Keenam, mendorong BUMN untuk juga mengambil bagian dalam mendukung green infrastruktur.

Sedangkan menurut, Shinta Widjaja Kamdani, Wakil Ketua Umum KADIN, pasca IGIS 2014 lalu, memang terlihat ada perubahan dan peningkatan pembangunan infrastrutur yang ramah lingkungan. Shinta mencontohkan, khusus dibidang energi terbarukan adalah Geothermal, “Kami mencatat pasca IGIS 2014, pembangunan infrastruktur geothermal naik 5 %, oleh karena itu untuk kedepannya kami berharap akan naik lebih baik lagi, mungkin sekitar 7 %, sebab geothermal dalah salah satu energi terbarukan yang paling banyak ditemukan di Indonesia,” jelas Shinta.

Sejauh ini sistem dan kebijakan pemerintah memang sudah mengarah pada dukungan untuk pembangunan yang ramah linkungan dan berkelanjutan. Contohnya adalah green insentif dari pemerintah yang diberikan kepada proyek-proyek yang berjalan dengan mengedepankan prinsip ramah lingkungan dan berkelanjutan. “Untuk proyek-proyek yang mengedepankan prinsip ramah lingkungan alias green, pemerintah sudah memasukkannya dalam daftar tax allowence dan tax holiday serta bebas bea masuk untuk equipment proyek yang bersangkutan,” ungkap Shinta.

Kedepan, menurut Shinta pemerintah juga harus menyiapkan insentif tidak hanya bagi investor tetap juga bagi konsumen atau pemakai di Indonesia, “Kita ketahui bersama produk-produk yang berkonsep green di Indonesia masih tergolong mahal, sehingga hanya bisa terjangkau oleh kalangan ternetu, sehingga kami berharap nantinya pemerintah berikan sales tax yang lebih rendah untuk produk-produk ramah lingkungan sehingga bisa dijangkau semua lapisan masyarakat,” jelas Shinta.

Dalam kesempatan itu, KADIN juga merilis 10 proyek green infrastruktur yang segera akan direalisasikan dalam tahun 2015 ini : 1. 1. Kilang minyak Bontang, dengan nilai investasi Rp 60 triliun 2. Proyek Air minum Semarang Barat, nilai investasi Rp 765 miliar, sudah dimulai awal Juni 2015 3. Proyek Jalan Toll Balikpapan – Samarinda Barat, nilai investasi Rp 11,4 triliun. Pembebasan lahan 86 %. Target lelang September 2015. 4. Proyek revitalisasi 3 bandara skala kecil dan menengah dari target 10 bandara, yaitu di Lampung, Palu dan Pulau Komodo. 5. Proyek transmisi listri HVDC (High Voltage Direct Current) interkoneksi Sumatera – Jawa, nilai investasi Rp 20 triliun. 6. Proyek transmisi listrik Sumatera Selatan ke Sumatera Utara, 500 KV, nilai investasi Rp 35 triliun. 7. Proyek transportasi kereta api ekspres bandara Soekarno – Hatta. Nilai investasi Rp 24 triliun, target berjalan mulai akhir Juni 2015. 8. Proyek PLTU Batang kapasitas 2000 megawatt, nilai investasi Rp 40 triliun. Saat ini baru diselesaikan masalah pembebasan lahan oleh PLN. 9. Proyek transportasi kereta api angkutan barang di Kalimantan Timur, nilai investasi Rp 4,5 triliun dengan menggandeng investor dari Rusia. 10. Proyek 4 ruas jalan tol sumatera yaitu Medan-Binjai, Palembang-Indralaya, Pekanbaru-Dumai, Bajauheni-Tebanggi, dengan nilai investasi Rp 30 triliun.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved