Management Strategy

Kelautan & Perikanan Layak Jadi Tumpuan Perekonomian ke Depan

Kelautan & Perikanan Layak Jadi Tumpuan Perekonomian ke Depan

Indonesia punya wilayah perairan laut yang luas, yakni 2/3 dari total luas wilayah. Direktur Utama PT Perikanan Nusantara (Perinus Persero) Abdussalam Konstituanto menyatakan sektor kelautan dan perikanan (KP) layak menjadi tumpuan perekonomian nasional di masa depan. Ini mengingat baru sekitar 10% dari potensi di sektor tersebut yang dimanfaatkan.

Mengutip analisa McKinsey GI pada 2014 lalu, potensi sumber daya ekonomi KP Indonesia mencapai US$ 1,2 triliun atau setara dengan Rp 14.400 triliun atau kurang lebih 7 kali APBN 2015. Potensi itu di antaranya berasal dari sumber daya ikan Indonesia yang berkorelasi dengan 2/3 luas NKRI. Luas NKRI mencapai 3.257.483 kilometer persegi, baik darat maupun laut, dengan potensi ikan yang belum diolah 6,5 juta ton per tahun atau setara Rp 137,52 triliun.

Abdussalam mengatakan, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state in the world), Indonesia memiliki potensi dan kekayaan laut meliputi perikanan, pariwisata bahari, energi terbarukan seperti arus laut, pasang surut, gelombang laut, mineral di dasar laut, minyak dan gas bumi, pelayaran, industri maritim, dan jasa kelautan. “Sangat logis jika ekonomi kelautan dijadikan tumpuan bagi pembangunan ekonomi nasional ke depan. Apalagi, selama 69 tahun Indonesia merdeka, pemanfaatan potensi tersebut masih kurang dari 10%,” kata dia di Jakarta.

Sektor kelautan dan perikanan layak menjadi tumpuan perekonomian di masa depan. (Foto: IST)

Sektor kelautan dan perikanan layak menjadi tumpuan perekonomian di masa depan. (Foto: IST)

Menurut dia, potensi sumber daya ikan (SDI) Indonesia juga begitu luar biasa dan merupakan keunggulan yang tidak dimiliki negara lain. SDI Indonesia menempati posisi ketiga di dunia, setelah China dan negara Eropa. “Apalagi lokasinya sangat strategis karena sangat luas dan juga jenis ikannya begitu banyak, ini bisa untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia,” ungkap dia.

Namun, untuk mewujudkan sektor KP sebagai tumpuan perekonomian ke depan, ada sejumlah hal yang harus dibenahi. Pertama, pemberdayaan nelayan. Sebagian besar nelayan di Tanah Air sebagai pelaku utama dalam perikanan termarjinalkan dalam segi ekonomi dan kontibusi perikanan masih sangat kecil dari sektor ekonomi lannya. Kedua, menekan impor produk perikanan. Saat ini, tren impor perikanan cukup menyedihkan, dalam lima tahun terakhir ternyata pertumbuhan impor ikan nasional mencapai 25%, jauh lebih besar dari pertumbuhan ekspor yang hanya 5%.

Ketiga, dongkrak produksi perikanan. Permintaan ikan dunia sejak 2006 hingga 2011 menunjukkan tren peningkatan, namun penangkapan ikan cenderung menurun. Artinya, kebutuhan ikan dunia selalu tidak terpenuhi. Apabila potensi SDI Indonesia 6,5 juta ton, sementara yang diberdayakan baru memenuhi 4,2% dari kebutuhan ikan dunia, peluang pasar produksi ikan Indonesia masih sangat luas.

“Kendala terbesarnya adalah inefisiensi dalam produksi yaitu penangkapan dan pengolahan. Efeknya mutu ikan tidak terjaga, karena untuk memenuhi pasar internasional belum mampu. Karena pasar internasional menghendaki kualitas ikan yang tinggi,” katanya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved