Management

KFC Perangi Pemakaian Sedotan

KFC Perangi Pemakaian Sedotan
Sampah sedotan di Indonesia jika dibariskan setara dengan jarak Jakarta-Mexico City

Berdasarkan data dari Drivers Clean Action, pemakaian sedotan plastik di Indonesia paling tinggi kedua di dunia. Jumlahnya mencapai 93,2 juta sedotan per hari.

Menurut Swietenia Puspa Lestari, Pendiri Divers Clean Action, pemakaian sedotan plastik di Indonesia yang menjadi sampah akan sulit didaur ulang, sehingga ke depan akan merusak lingkungan dan mengancam kelangsungan bumi.“Jumlahnya sangat besar sekali, jika dibariskan sampah sedotan ini setara dengan jarak Jakarta-Mexico City,” jelasnya.

Dilatarbelakangi hal tersebut, PT Fast Food Indonesia Tbk (KFC Indonesia) berkomitmen terhadap lingkungan dengan menghadirkan ‘KFC Untuk Laut Indonesia’ dengan membuat sebuah instalasi edukasi tentang kondisi laut dan sampah di Indonesia di KFC Paramount Serpong, 2 Februari – 3 Maret 2019.

Saat ini KFC Indonesia terus menggalakkan gerakan tolak sedotan sekali pakai melalui program No Straw Movement yang sudah dimulai sejak Mei 2017. Hendra Yuniarto, General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia Tbk. menjelaskan, KFC Untuk Laut Indonesia ini merupakan kelanjutan dari instalasi mobil F2 dari Sean Gelael yang terbuat dari kemasan KFC yang sebelumnya hadir di Kemang Lippo Mall dan Kelapa Gading Mall pada Desember 2018 lalu.

Melalui KFC Untuk Laut Indonesia, pihaknya ingin menghadirkan berbagai gambaran tentang laut Indonesia yang semakin dipenuhi dengan sampah. “Kami ingin mengajak masyarakat untuk melihat kondisi laut Indonesia danlebih peduli,”tuturnya.

Kampanye ini dilakukan dengan tidak menyediakan dispenser sedotan seperti yang selama ini dilakukan, dan sedotan hanya akan diberikan jika konsumen meminta atau memiliki kebutuhan khusus. Sejak mencanangkan No Straw Movement pada 2017, KFC telah berhasil mengurangi penggunaan sedotan yang cukup signifikan.

“Awalnya kami hanya melakukan di 6 gerai di Jakarta, kemudian diperluas se-Jabodetabek, dan saat ini sudah diberlakukan secara Nasional,” ungkapnya. Ia mengaku, di KFC dalam sebulan bisa menghasilkan 5-6 juta sampah sedotan. Untuk itu sejak program No Straw Movement diperluas secara nasional pada bulan Mei 2018. Dan hingga akhir 2018 pengurangan penggunaan sedotan di gerai KFC telah mencapai 91%.

Lebih lanjut, ia menjelaskan saat ini KFC sedang mempersiapkan pengelolaan sampah yang lebih baik. Sampah yang dihasilkan gerai dan kantor KFC baik sampah organik maupun sampah kemasan akan dikelola, termasuk dipilah dan didaur ulang untuk menjadi material yang lebih bermanfaat dan aman bagi lingkungan sehingga dapat turut andil mengurangi sampah demi laut Indonesia yang lebih biru. “Nantinya sampah yang didaur ulang akan kami jadikan pupuk dan merchandise,”kata Hendra.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved