Management

Kiat KKG Kembangkan KTV

Kiat KKG Kembangkan KTV

Kelompok Kompas Gramedia (KKG) memanfaat ceruk pasar TV lokal dengan mendirikan KTV. Di usianya yang baru tiga tahun, mereka sudah berhasil meraup untung yang lumayan. Maria Limi, Direktur Sales dan Marketing KKG menuturkan, ada banyak yang bisa dikerjakan di TV lokal. Dengan berada di grup besar, KTV mampu menekan biaya produksi karena dibagi-bagi dengan anggota grup KKG lainnya.

“Alhamdulillah sudah untung. Ada banyak celah yang tidak bisa masuk di TV nasional. Banyak brand yang memang butuhnya di segmen lokal. Ketika KTV bisa menutup cost, itu sudah bagus untuk TV lokal. Saya sedang mengolah lagi, terutama kreativitas di KTV,” kata dia.

Menurut dia, TV lokal tak boleh menghapus rasa lokal yang dimilikinya. Misalnya, KTV mengedepankan konten lokal seperti info-info tentang Jakarta. Iklan yang masuk pun bukan sekadar home shopping. Produk yang diiklankan memang menyasar penduduk Jakarta. Tidak semua brand ingin terlihat di level nasional karena mahalnya harga iklan di TV nasional.

“Bisa jadi karena distribusi produknya baru terbatas di Jakarta dan sekitarnya. Kalau dia hantam iklan secara nasional, yang diuntungkan adalah pesaing brand itu. Itu tentu merugikan brand itu,” paparnya.

Maria meyakini, masih banyak peluang yang bisa digarap di KTV. Terutama, lewat sinergi dengan media lain di KKG. Untuk mendongkrak pendapatan iklan, KTV mesti jeli memanfaatkan kentalnya sentimen kedaerahan. Iklan yang ada harus diadopsi dengan rasa lokal sesuai positioning KTV. Sehingga, lokasinya harus jelas karena Jakarta sebagai lokasi operasinya sangat luas.

“TV lokal ada penontonnya. Memang share-nya tidak besar masih 1 koma sekian persen. Kalau dibandingkan TV nasional memang sangat kecil. Tapi, kalau lihat potensi daerahnya, tentu sangat besar. Misalnya, Bali dan Jogja yang kuat rasa kedaerahannya. Peluang ini yang tidak boleh hilang. Ini yang diambil TV lokal,” terangnya. (Reportase: Herning Banirestu)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved