Management Strategy

Kiat Bank Permata Jaga Loyalitas Bankir

Kiat Bank Permata Jaga Loyalitas Bankir

Tak mudah memang mencari sumber daya manusia yang berkualitas, tangguh, dan adaptif. Terutama, di industri perbankan yang sarat dengan regulasi. Para karyawan yang punya kualifikasi tersebut kerap memanfaatkan ‘kelebihan’ itu demi mengejar keuntungan dari segi materi dan kepuasan kerja.

Iming-iming gaji tinggi membuat banyak bankir di Tanah Air dengan mudah berganti bank tempatnya bekerja. Mereka kerap juga berdalih ingin mencari tantangan baru dengan bergabung ke bank lain, yang bisa jadi adalah kompetitor bank tempatnya bekerja sebelumnya.

Hasrat berganti perahu bisa juga datang ingin mencari bank yang menawarkan jenjang karir yang lebih prospektif. Bahkan, ada juga karyawan yang minggat hanya karena kurang puas dengan gaya kepemimpinan atasannya.

Inilah yang menjadi perhatian PT Bank Permata Tbk. Perseroan punya beberapa program penguatan karyawan yakni Emerging Elader Acceleration Program (ELAP) yang kebanyakan diikuti karyawan di level manajer, Middle Manager Acceleration Program dengan pesertanya adalah head area dan yang sejajar, serta Executive Development Program (EDP).

“Program ELAP digelar 4 kali, MMAP 2 kali, dan EDP sekali dalam setahun. Untuk ELAP kebanyakan di Jakarta, sedangkan MMAP di luar daerah seperti Bandung. Sekali program ELAP pesertanya 40 orang, MMAP maksimal 25-30 orang agar bisa fokus, sedangkan EDP paling banyak 25 orang. Dalam setahun, ELAP punya 4 batch,” ujar Direktur SDM Bank Permata, Indri K. Hidayat.

Direktur SDM Bank Permata, Indri K. Hidayat

Direktur SDM Bank Permata, Indri K. Hidayat

Muara dari program penguatan karyawan tersebut, lanjut dia, tidak lain adalah meningkatkan loyalitas bankir. Perseroan mulai bisa memetik hasil bagus setelah melakukan program tersebut. Urusan klasik minggat ke bank lain misalnya karena gaji, mencari jenjang karir yang lebih prospektif, tergoda dengan tantangan baru, hingga tak puas dengan gaya kepemimpinan atasan kini telah teratasi.

“Kita mulai merasakan ada perubahan yang signifikan. Karyawan semakin termotivasi dan loyal. Tak hanya bagi bank, juga untuk meningkatkan layanan kepada nasabah. Lewat gaya mystery shocker, kami berpura-pura sebagai tamu yang datang ke bank untuk melihat kinerja satpam, teller, kebersihan toilet, serta customer service,” katanya.

Ketersediaan bankir berkualitas memang masih menjadi masalah di Tanah Air. Berdasarkan hasil survei PricewaterhouseCoopers (PwC), sumber daya manusia juga menjadi rebutan perbankan setelah dana masyarakat. Angka turn over bankir di Indonesia mencapai lebih dari 10%. Idealnya, besaran turn over di industri jasa keuangan ini hanya 5% karena terkait data-data penting nasabah agar tak mudah berpindah ke bank lain.

Fenomena bajak-membajak karyawan sudah lazim di Tanah Air. Rata-rata karyawan hanya bertahan di satu perusahaan selama 2-10 tahun, satu hal yang tak terjadi di industri perbankan lain di Asia Tenggara. Lebih dari 50%, bankir berganti bank karena diiming-imingi gaji selangit. Sekitar 37% pindah karena ingin mencari kesempatan berkarir yang lebih prospektif.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved