Management Strategy

Konsep Tol Laut Mendukung Perkembangan Perdagangan Indonesia

Konsep Tol Laut Mendukung Perkembangan Perdagangan Indonesia

(Ki-Ka): Bapak Moh. Sofyan - General Manager Trade Marketing Maersk Line Indonesia, Bapak Asep Wahyudin, S.E. Subdit Penunjang Perdagangan Internasional - Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Jakob Friis Sorensen - Presiden Direktur Maersk Line Indonesia, Mr. Casper Klynge - Duta Besar Denmark untuk Indonesia dan Capt. Sahattua P. Simatupang, MM, Direktur Perkapalan dan Kelautan - Departemen Perhubungan Republik Indonesia.

Prestasi ekspor Indonesia ke Amerika Serikat yang mencapai US$ 39,13 miliar memberi pengaruh terhadap neraca perdagangan Indonesia hingga mencapai US$ 2,34 miliar pada kuartal pertama tahun 2015. Peningkatan tersebut terjadi di sektor pertanian. Sedangkan angka impor hanya sekitar US$ 36,70 miliar pada periode yang sama. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Direktur Maersk Line Indonesia, Jacob Sorensen.

Ia menambahkan bahwa International Monetary Fund mengurangi prediksi GDP dunia dari 3,9 persen menjadi 3,5 persen pada April 2015. Selain itu pertumbuhan perdagangan kontainer global diharapkan berada di bawah 3- 5 persen.

Saat ini fokus utama Pemerintah Indonesia adalah pada sektor perikanan. Menurut Capt. Sahattua P. Simatupang, MM, Direktur Perkapalan dan Kelautan Departemen Perhubungan RI, poros maritim sebenarnya sudah menjadi konsep lama, tapi baru diimplementasikan sekarang karena memang sudah waktunya.

“Meningkatkan kondisi pelabuhan-pelabuhan di negara adalah awal yang harus dilakukan. Infrastruktur memang harus dibangun setelahnya dikembangkan untuk memfasilitasi perdagangan,” tambahnya.

Hal senada disampaikan oleh Casper Klynge, Duta Besar Denmark untuk Indonesia. Menurutnya potensi perikanan di Indonesia sangat besar tapi terkendala di transportasi darat yaitu kemacetan sehingga menghambat arus distribusi barang. Perlu ada langkah solutif dan masif dari Indonesia jika ingin menghidupkan perekonomian negara melalui potensi laut.

Hal tersebut ditambahkan oleh Asep Wahyudin, S.E. Subdit Penunjang Perdagangan Internasional Departemen Perdagangan Republik Indonesia, yang mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan membuka akses pasar dan meningkatkan daya saing.

Untuk akses pasar kementerian membuat Internasional Red Promotion Center. Sedangkan di dalam negeri kementerian juga menyiapkan untuk meningkatkan daya saing dengan menguatkan para pelaku usaha terutama UMKM. “Tahun ini kami buat MoU dengan lembaga ekspor untuk perusahaan agara kuat dalam sisi operasional,” tambahnya.

Pembangunan ‘Tol Laut’ merupakan pembangunan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Hal itu dimaksudkan untuk menciptkana arus kargo yang lebih efisien dan menyeluruh.

Seperti diketahui bahwa sampai saat ini bagian Barat Indonesia adalah yang terlihat perkembangannya dalam perdagangan. Melalui kebijakan ini maka bagian timur pun akan berkembang dengan berkurangnya biaya barang-barang dari daerah yang kurang berkembang di Indonesia Timur, seperti Ambon dan Maluku. Selain itu diharapkan dapat mengurangi biaya logistik Indonesia 10-15 persen dan kontribusi pada daya saing ekspor.

Untuk mempercepat pengimplementasian ‘Tol Laut’, pilot project pun dilakukan di Pelabuhan Teluk Lamong di Surabaya, dimana mengadopsi konsep pelabuhan hijau. Selanjutnya akan ada 24 lokasi lainnya yang akan beroperasi diantaranya di Medan, Lampung, Semarang, Makassar, dan lain-lain. “Mendukung realisasi tersebut, sudah tersedia transportasi khusus dalam bentuk kapal Roll-on-Roll-off (RoRo) yang diluncurkan awal Mei lalu untuk berlayar ke Surabaya dan Lampung,” tutup Jacob. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved