Management Financial Report Strategy Corporate Action

Di Balik Kenaikan Tipis Laba Link Net

Di Balik Kenaikan Tipis Laba Link Net

Laba bersih PT Link Net Tbk., (LINK) pada kuartal I tahun ini menjadi Rp 145,2 miliar, atau naik sebesar 4,9% apabila dibandingkan periode yang sama tahun lalu . Laba bersih yang dibukukan perseroan ditunjang oleh pertumbuhan pendapatannya sebesar 21.8%, atau menjadi Rp 599,9 miliar.

Richard Kartawijaya, CEO Link Net, mengatakan pihaknya sangat puas terhadap hasil yang dicapai perusahaan pada kuartal I 2015. Pencapaian ini, menurut Richard, menunjukkan tingginya permintaan konsumen terhadap jasa broadband dan televisi berbayar yang disediakan perseroan.”Ini juga menunjukkan keberhasilan peluasan jaringan kami,” kata Richard dalam keterangan tertulisnya.

EBITDA perseroan juga meningkat sebesar 26%, menjadi Rp 345.4 miliar dengan marjin dengan marjin 57,6%. Peningkatan EBITDA adalah hasil dari upaya perseroan mengelola efisiensi biaya dan keuntungan dari operating leverage.

Richard menuturkan, perseroan juga berhasil memperluas jaringan dengan menambah 56.706 homes passed dalam tiga bulan pertama di tahun ini dan sudah mendekati 1.5 juta total homes passed. Peningkatan pelanggan broadband dan televisi berbayar masing-masing menjadi 406.790 dan 377.404 pelanggan, yang mencerminkan pertumbuhan permintaan jasa broadband dan televisi berbayar. Link Net menyediakan layanan televisi berbayar yang bekerjasama dengan PT First Media Television .

Selain itu, Link Net terus meluncurkan jasa-jasa dan produk- produk yang inovatif seperti X1 Combo Pack dan First Media Go, dan meningkatkan kualitas produk-produknya. Hal ini dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan pelanggan dan memperkuat pasar.

“Mulai awal tahun 2015 ini, kami memperkenalkan produk-produk dan jasa-jasa inovatif, dan sangat senang dengan respon yang kami dapatkan. Tahun 2015 telah dimulai dengan sangat baik dan kami berada di posisi yang kuat untuk mencapai target tahun ini,’’ ungkap Richard.

Laba PT Link Net Tbk., pada Kuartal I 2014 Naik 4.9%. (Foto : Dok Link Net).

Laba PT Link Net Tbk., pada Kuartal I 2014 Naik 4.9%. (Foto : Dok Link Net).

Perseroan terus mempertahankan rasio produk combo yang tinggi, sebanyak 94% dari mereka berlangganan kedua produk broadband dan televisi berbayar. Pertumbuhan pendapatan rata-rata pelanggan Link Net naik sebesar 2.5%, atau menjadi Rp 412 ribu di akhir Maret 2015. Apabila dibandingkan tahun 2014, tentu pencapaian tersebut menunjukkan peningkatan.

Link Net didirikan pada tahun 1996, merupakan penyedia layanan melalui kabel terbesar di Indonesia, yang menyediakan layanan berlangganan televisi berkualitas tinggi, internet pita lebar generasi berikutnya yang berkecepatan tinggi, dan komunikasi data. Link Net beroperasi di Jabodetabek, Surabaya dan Bandung.

Link Net memiliki dan mengoperasikan jaringan kabel Hybrid Fiber Coaxial yang menyediakan layanan akses internet berkecepatan tinggi untuk pelanggan ritel dan korporat. Link Net juga mengoperasikan kanal televisi berlangganan dengan berkolaborasi dengan First Media Television.

Sebelumnya, Link Net membukukan laba bersih sebanyak Rp 557.9 miliar di sepanjang tahun 2014. Jumlah tersebut naik 54% jika dibandingkan perolehan di periode sama tahun sebelumnya di tahun 2013. Jumlah pendapatan perseroan di tahun lalu juga naik menjadi Rp 2.1 triliun, atau tumbuh sebesar 28.3% dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp 1.6 triliun.

Perseroan memperluas jaringan dan memenuhi permintaan jasa internet dan televisi berbayar guna menggenjot jumlah pelanggannya agar bisa mendongkrak kinerja keuangannya. Per Desember 2014, jumlah homes passed Link Net telah mencapai 1,4 juta, atau meningkat sekitar 238 ribu homes passed di tahun 2014.

Tren Internet

Perubahan perilaku konsumen yang mempersepsikan internet sebagai kebutuhan utama menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi perseroan. Persepsi bahwa internet adalah kebutuhan dasar manusia dibuktikan melalui survei global Cisco Connected World Technology, yang dikutip dari laporan keuangan Link Net.

Survei ini melibatkan responden mahasiswa dan profesional muda berusia 30 tahun ke bawah di lebih dari 14 negara. Hasiltemuan Cisco World mengungkapkan, pertama, satu dari tiga mahasiswa dan karyawan yang disurvei (33%) mempercayai bahwa internet merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia (menempati posisi sama pentingnya dengan udara, air, makanan dan tempat tinggal).

Selain internet, masyarakat saat ini membutuhkan konten yang menarik, konten dalam hal ini bukan hanya berupa sebuah tayangan, tetapi dapat berupa aplikasi seperti instant messaging, games, jejaring sosial, berita online, online banking, pembelian produk online, dan video streaming . Aplikasi yang menarik membuat masyarakat menjadi boros dalam pemakaian volume data sehingga mengakibatkan peningkatan konsumsi volume data setiap tahunnya.

Riset Ericsson menyebutkan, ledakan trafik data internet itu akan didorong dari penggunaan smartphone, laptop, dan tablet PC. Jika pada tahun 2013 total konsumsi bandwidth data per bulan untuk laptop rata-rata 3.3 GB, tablet PC 1 GB, dan smartphone 600 MB, nantinya di tahun 2019, rata-rata trafik data akan lebih besar dalam hal konsumsi data. Konsumsi data per bulan untuk laptop akan menembus rata- rata 13 GB, untuk tablet PC sekitar 4.5 GB, dan untuk smartphone tumbuh menjadi 2.2 GB. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa video online memiliki sumbangsih terbesar terhadap volume trafik data, yaitu 25% dari total trafik smartphone dan 40% dari total trafik tablet .

Jika ledakan trafik data terjadi maka terdapat ketiga tren yang dapat mengubah perilaku konsumen pada tahun-tahun ke depan. Pertama, konten akan mengubah gaya hidup masyarakat, interaksi manusia akan lebih banyak ke mesin atau konten. Kedua, tren permintaan akses internet akan mewabah di mana saja. Dan ketiga, pertumbuhan bidang usaha akan semakin agresif khususnya e-commerce dan pengembangan aplikasi online .

Angka pertumbuhan internet di Indonesia memang mengalami pertumbuhan sebesar 74 juta di tahun 2013. Dari angka tersebut Indonesia memiliki penetrasi internet hanya sebesar 28% dari jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 248 juta orang. Dengan hasil tersebut, maka langkah Indonesia untuk menyesuaikan tuntutan Millennium Development Goal’s (MDGs) yang juga disepakati dalam International Telecom Union (ITU), bahwa pada 2015 penduduk Indonesia ditargetkan melek internet sebesar 50%. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved