Management Strategy

Lima Divisi Bisnis Phapros Melahirkan 237 Produk Bernilai Rp521,6 Miliar

Lima Divisi Bisnis Phapros Melahirkan 237 Produk Bernilai Rp521,6 Miliar

Untuk menghadapi ketatnya persaingan bisnis farmasi, PT Phapros Tbk. saat ini mengandalkan lima divisi bisnis. Pertama, OTC yang memasarkan obat jual bebas dengan spesifikasi pada 15 produk. Kedua, Alpha yang berfungsi memasarkan obat dengan resep (ethical) dengan spesifikasi untuk 52 produk. Ketiga, Delta memasarkan obat resep (ethical) yang sudah menjadi komoditi/mature, dengan 25 jenis produk. Keempat, Gamma yang memasarkan obat generik berlogo (OGB) untuk 145 produk. Dan kelima, Toll In, yang berfungsi menerima order produksi obat dari farmasi lain. Secara total, Phapros memasarkan total 237 produk.

Phapros

Dari total penjualan 2013 yang sebesar Rp521,6 miliar, divisi Ethical masih menjadi penyumbang tertinggi yakni Rp191,7 miliar, diikuti oleh divisi Generic sebesar Rp191,4 miliar. Sementara divisi OTC dan Toll In masing-masing menyumbang Rp105,4 miliar dan Rp 34,1 miliar.

Direktur Utama PT Phapros Tbk, Drs. Iswanto, Apt. MM, menjelaskan bahwa untuk produk obat generik (OGB), penjualan lebih ditentukan oleh pasar institusi, bukan pasar regular. Pada tahun 2013, belanja pemerintah di bidang kesehatan cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya, sehingga pasar institusi juga meningkat. “Tetapi karena ada transisi menuju SJSN Kesehatan, pasar non-reguler itu menjadi sangat terfragmentasi, sehingga tiga besar produsen OGB, termasuk Phapros mengalami penurunan penjualan OGB hingga 16,4%. Ini berpengaruh ke total penjualan bersih Phapros di 2013,” jelas Iswanto.

Kendati demikian, Phapros tetap mampu mencatat pertumbuhan laba kotor 0,05% dari Rp320,97 miliar menjadi Rp321,12 miliar. Peningkatan laba kotor di tengah penurunan penjualan bersih mencerminkan keberhasilan Perseroan dalam meningkatkan efisiensi produksi. Karena kenyataanya, di tahun 2013 beban pokok penjualan mengalami penurunan relatif tinggi, seperti ditunjukkan oleh penurunan rasio beban pokok penjualan terhadap penjualan bersih, yaitu 38,4% dari posisi 39,4% di tahun sebelumnya. Penurunan rasio ini terutama disebabkan oleh peningkatan proporsi pendapatan dari Toll-in Manufacturing yang secara umum memilki beban pokok penjualan relatif rendah.

“Tetapi karena terjadi kenaikan beban usaha yang cukup tinggi yakni Rp18,78 miliar, laba usaha mengalami penurunan senilai Rp18,63 miliar. Kenaikan beban usaha tersebut disebabkan oleh peningkatan beban penjualan. Beban penjualan ini meningkat karena peningkatan biaya pemasaran dan distribusi serta provisi imbalan kerja, seriring dengan peningkatan produk OND, baik Ethical maupun OTC kita. Jadi beban usaha naik bukan karena inefisiensi,” ujar Iswanto.

Di tengah kondisi ekonomi yang membuat biaya bahan baku dan biaya kapital meroket, Phapros yang di 2013 meraih tingkat kesehatan A dapat dikatakan memilki kinerja yang cukup baik. Hingga akhir 2013, aset Perseroan tercatat meningkat 15,1% mencapai Rp642,91 miliar. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved