Management zkumparan

L’Oreal, Beauty for Better Life, Bakti L’Oreal untuk Pendidikan Vokasi

GM Divisi Produk Profesional PT L’Oreal Indonesia
GM Divisi Produk Profesional PT L’Oreal Indonesia

Industri salon dan kecantikan termasuk salah satu usaha padat karya yang menggiurkan. Betapa tidak. Jumlah salon di Indonesia saat ini diperkirakan masih 120-an ribu, sementara jumlah penduduk Indonesia lebih dari 260 juta jiwa. Padahal, rasio antara salon dan jumlah penduduk yang ideal adalah 1:1.000. Artinya, minimal harus ada 260 ribu salon di seluruh Indonesia untuk mencapai komposisi ideal.

Hal itu diungkapkan Michael Justisoesetya, GM Divisi Produk Profesional PT L’Oreal Indonesia. Ia menggambarkan betapa jomplangnya sumber daya di industri salon sekarang. Bahkan, ia sering mendapatkan keluhan sebagian besar mitra salonnya yang sulit ekspansi karena kekurangan tenaga kerja. “Mereka memiliki uang untuk melakukan ekspansi, namun tidak ada yang bekerja,” kata Michael kecewa.

Seperti diketahui, industri kecantikan adalah industri yang didorong oleh demand, bukan oleh supply. Artinya, pelaku industri kecantikan harus aktif dan terus melakukan edukasi. Apalagi, sebagai pemain utama di industri ini, L’Oreal harus berani menjadi motor penggerak untuk mengembangkan edukasi di bidang kecantikan dan sumber daya manusia.

Berbagai pertimbangan itu mendorong L’Oreal Indonesia sejak awal mencoba membangun kerjasama dengan sekolah menengah kejuruan (SMK). Ini sebagai wujud partisipasi aktifnya dalam mendorong keberlangsungan edukasi. L’Oreal yakin, jika bekerjasama dengannya, SMK setidaknya akan mendapatkan akses informasi langsung dari pemimpin pasar.

Sejak 2014, L’Oreal menjajaki program vokasi untuk menunjang kebutuhan industri. Dengan melakukan link and match, L’Oreal ingin ikut serta memecahkan solusi industri. “Pak Jokowi juga bilang bahwa SMK harus demand driven dan standarnya harus ditingkatkan. Kami melihat program kami dan program pemerintah ini pas,” kata Michael bangga. Maka, sejak 2017 L’Oreal yang memiliki 12 ribu mitra salon dan sekitar 40 ribu salon pelanggan untuk pembelian sistem cash and carry, menjalin kerjasama dengan sejumlah SMK di Indonesia.

Ada beberapa hal yang dilakukan. Pertama, memperbaiki kurikulum. Kedua, melatih guru. Ketiga, memilih pilot project di sekolah. Di sekolah tersebut, L’Oreal terlibat mulai dari penyusunan kurikulum, pengelolaan proses belajar, hingga pemberian pelatihan dan keterampilan. “Programnya berlangsung selama lima hari per bulan,” ujar Michael.

Menurutnya, selama 2019, L’Oreal telah mengelola sembilan sekolah (SMKN 3 Tangerang, SMKN 6 Surabaya, SMKN 3 Malang, SMKN 6 Semarang, SMKN 4 Surakarta, SMKN 3 Denpasar, SMKN 10 Medan, SMKN 8 Makassar, dan SMKN 3 Manado), memberikan pelatihan kepada 76 guru, dan membina 600 siswa secara langsung atau tidak langsung. Setelah itu, para siswa juga diberi kesempatan seluas-luasnya untuk magang. “Belajar di kelas akan sangat berbeda dengan belajar langsung di lapangan. Kebetulan kami juga memiliki mitra di berbagai kota,” kata Michael.

Program pendidikan vokasi L’Oreal merupakan perpanjangan tangan dari program Beauty for Better Life yang sudah diinisiasi pada 2014. Dulu, awalnya merupakan program CSR perusahaan, yang fokus pada pemberdayaan orang yang kurang mampu. Namun, melihat respons pasar dan kebutuhan yang mendesak, format CSR ini akan dihilangkan. “Mulai tahun depan, kami akan fokus ke vokasi,” ungkap Michael. Pihaknya pun segera memindahkan program Beauty for Better Life ke dalam program Divisi Produk Profesional bersama program vokasi Hairducation agar penanganannya lebih optimal.

Dalam program tersebut, rencananya ada lima SMK lagi yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Sidoarjo (dua sekolah), dan Bogor yang akan dikelola secara khusus. “Kami mendatangi sekolah tersebut dan akan membangun salon untuk latihan para siswanya,” ujar Michael.

Selain itu, L’Oreal juga akan melatih guru-gurunya, bahkan akan ada head of teacher yang ditempatkan di sekolah tersebut. “Jadi, komitmen kami ada di kurikulum. Hairducation Class meliputi kelas yang kami touch langsung, (siswa) diberi kesempatan magang, diberikan pelatihan kepada guru, dan pemberian produk gratis,” Michael menjelaskan.

Michael menyadari, program vokasi L’Oreal memang membutuhkan penanganan serius. Demi mendapatkan hasil terbaik, L’Oreal harus allout membenahi kurikulum. “Kurikulum kami bukan hanya diterapkan di Indonesia, tapi di seluruh dunia,” ungkap Michael. Bahwa nantinya kurikulum tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan industri di tiap-tiap negara, itu adalah kebijakan masing-masing. “Yang pasti, di Indonesia, kurikulum tersebut kami kerjakan bersama pihak SMK. Sehingga, membentuk suatu kurikulum yang sesuai dengan iklim industri di Indonesia dan sekolah itu sendiri,” kata Michael yang puas dengan program ini.

Berkat keterlibatannya meningkatkan mutu pendidikan vokasi, baru-baru ini L’Oreal Indonesia meraih penghargaan sebagai Industri Peduli SMK yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Program L’Oréal Hairducation merupakan dukungan konkret dunia industri terhadap revitalisasi SMK di bidang industri kreatif.

Ke depan, L’Oreal akan membuka tiga Regional Training Center untuk melatih guru dari 141 sekolah di Jakarta, Jawa Tengah, dan Surabaya, bekerjasama dengan pemerintah. Rencananya, pemerintah menyediakan delapan instruktur, sementara L’Oreal menyediakan 18 guru yang telah didik. “Diharapkan, hal ini membuat akselerasi yang dilakukan akan semakin cepat,” ujar Michael menandaskan. Program ini, tambahnya, akan dilakukan pada pertengahan 2020.

Selain itu, L’Oreal juga akan membentuk Hairducation Alumni Club agar hubungan dengan alumni tetap terjalin. “Semua alumni bisa bergabung di sana. (Klub ini) untuk memberikan informasi tentang lowongan kerja, untuk terus menginspirasi mereka tentang menariknya industri hairdressing ini,” kata Michael. Pihaknya telah melepas 131 alumni, yang 50%-nya bekerja di industri hairdressing.

Menurut Michael, yang terpenting saat ini adalah peerto peer sharing. Teman yang lebih berprestasi bisa sharing dengan teman-temannya. (*)

Dyah Hasto Palupi/Anastasia A.S.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved