Management Trends

LSPR dan Kibar Dorong Mahasiswa Jadi Wirausahawan Berbasis Teknologi

LSPR dan Kibar Dorong Mahasiswa Jadi Wirausahawan Berbasis Teknologi

Sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tantangan untuk berubah dan bergerak menuju bentuk ekonomi baru yang berbasis pengetahuan dan berlandaskan modal intelektual dan kreativitas manusia (knowledge-based economy). Generasi muda yang merupakan digital native memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pionir ekonomi berbasis pengetahuan di Indonesia ke depannya. Mereka adalah generasi yang sanggup memanfaatkan teknologi untuk menciptakan dampak yang bermanfaat bagi orang lain.

trailblazers-3_resized_1_resized_2

Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, Indonesia hanya memiliki 1,65 persen wirausahawan dari total penduduk. Hal ini juga diperkuat dengan data jumlah pengusaha berusia di bawah 40 tahun yang hanya sebesar 0,8 persen saja. Butuh banyak wirausahawan muda yang menciptakan dampak dengan membangun perusahaan yang memecahkan masalah melalui teknologi.

Menjawab tantangan tersebut, Kibar sebagai tech-startup ecosystem builder berkolaborasi dengan London School of Public Relations mengembangkan sebuah program inkubasi bisnis teknologi digital bernama Trailblazers yang bertujuan untuk mengembangkan potensi mahasiswa dan mahasiswi LSPR untuk menciptakan startup yang mampu memberikan kontribusi dan perubahan baik untuk Indonesia.

“Untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, Indonesia membutuhkan entrepreneur muda yang mau berkontribusi menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, dengan adanya program Trailblazers ini kami berharap bisa menemukan generasi muda berbakat dan kompeten dari LSPR yang bisa menjadi wirausahawan kreatif, sukses, dan juga dapat berkontribusi untuk memajukan perekonomian di Indonesia,” tutur Yansen Kamto, Chief Executive Kibar.

LSPR memiliki peranan penting dalam era ekonomi digital ini untuk mengukuhkan posisi sebagai panutan dalam pengembangan dan pengimplementasian ilmu komunikasi di Indonesia, dengan cara membuka kesempatan kepada mahasiswanya untuk mengakses dan memanfaatkan teknologi serta mengimplementasikan kreativitas mereka.

“LSPR sedang mempersiapkan para mahasiswa dan lulusan untuk siap menjadi entrepreneur, di berbagai bidang. Mereka belajar ilmu komunikasi, yang juga sangat dibutuhkan oleh semua entrepreneur. Jadi seharusnya lulusan LSPR bisa menjadi wiraswasta yang terampil dan komunikatif dalam hal memasarkan, mempromosikan, mem-PR kan dan juga bisa bersaing pada kancah internasional.” ujar Prita Kemal Gani, Direktur dan Founder LSPR Jakarta.

Prita berpandangan bahwa startup digital ini sangat menjanjikan. Karena saat ini banyak anak muda yang sangat kreatif dalam menciptakan karya melalui jasa internet untuk mempermudah masyarakat dalam dua aspek. Yang pertama, untuk menjual dan membeli barang atau menawarkan serta menggunakan berbagai jasa. Kedua, sebagai medium solutif untuk membantu menyelesaikan berbagai permasalahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia.

Untuk melahirkan startup digital yang baik, strategi yang dijalankan adalah dengan mentoring dan pembinaan intensif melalui tahapan-tahapan sistematis. Langkah pertama dimulai dari Ignition, yaitu seminar untuk menanamkan pola pikir entrepreneurship dengan target 200 peserta setiap batch-nya. Ignition pertama diadakan di Prof. Dr. Djayusman Auditorium & Performance Hall, The London School of Public Relations Campus B.

Kemudian, peserta Ignition yang layak melanjutkan ke tahap Workshop untuk diberikan pembekalan keahlian yang mereka butuhkan dalam membuat sebuah startup digital. Berbekal ilmu dari Workshop tersebut, peserta yang lolos akan lanjut ke tahap yang kedua yaitu Hackathon. Pada tahap ini peserta diharapkan dapat menghasilkan prototype produk dari ide solusi aplikasi. Di tahap ini calon founder akan ditemukan calon founder lainnya dari tiga bidang berbeda yaitu bisnis, teknologi dan desain. Setelah itu, tahap berikutnya adalah Bootcamp, yang merupakan sesi mentoring mendalam untuk menyiapkan strategi peluncuran produk. Terakhir, 10 tim terpilih akan diinkubasi selama kurang lebih tiga bulan untuk dibina dan dibukakan akses ke berbagai pihak untuk memajukan startup mereka.

LSPR merupakan kampus kedua di Indonesia yang berkomitmen dengan Kibar untuk membangun inkubasi bisnis teknologi digital yang berdampak untuk banyak orang. Sebelumnya Kibar berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menciptakan Innovative Academy yang bertujuan mendampingi mahasiswa dan mahasiswi UGM untuk membangun bisnis berbasis digital yang mampu mengurangi beragam permasalahan di Indonesia.

Selain itu, Kibar juga bekerja sama dengan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SMB ITB) menciptakan sebuah terobosan dengan menyelenggarakan mata kuliah tiga SKS, Technology Based Business yang bertujuan mendorong mahasiswa ITB untuk terjun menjadi entrepreneur yang memanfaatkan teknologi.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved