Muhamad Ali, Direktur Human Capital Management PT PLN (Persero)

Muhamad Ali, Direktur Human Capital Management (HCM) PT PLN (Persero), mengatakan, kini Indonesia sudah punya referensi sendiri jika ingin belajar bagaimana mengembangkan Coporate University (CorpU).

“Dahulu kalau mau belajar mengembangkan CorpU harus mencari referensi dari luar negeri, bahkan studi banding ke sana. “Sekarang kita sudah punya sendiri,”ujarnya. Referensi yang dimaksud tak lain adalah buku Indonesia’s Best Practices of Corporate University, yang diluncurkan bersamaan dengan Lustrum I (HUT Ke-5) PLN Corporate University pada 14 November 2017 di kantor induknya di bilangan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Buku yang digagas oleh PLN CorpU bekerjasama dengan tim penulis dari Majalah SWA ini pada intinya mengulas bagaimana Learning Value Chain yang dipraktikkan oleh sejumlah -perusahaan terkemuka di Indonesia. “Jadi, buku tersebut adalah bentuk kompilasi dari bagaimana cara mengembangkan CorpU yang ‘sangat Indonesia’, karena diambil dari pengalaman perusahaan di Indonesia,”ujarnya. Ali yakin buku tersebut akan memperkaya literatur mengenai CorpU di Tanah Air.

Menurut Ali, buku tersebut akan didistribusikan ke seluruh BUMN dan perusahaan swasta yang sudah memiliki CorpU atau akan membangun CorpU. Selain itu juga akan diberikan juga ke seluruh perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia. Guna mempermudah dan memperluas aksesnya, Ali mengatakan buku tersebut juga akan disediakan dalam format buku digital (e-book). “Orang akan lebih mudah mengaksesnya kalau sudah didigitaliasi,” ujarnya.

Dalam konteks yang lebih luas, Ali juga berharap PLN CorpU bisa menjadi benchmark bagi perusahaan BUMN lainnya maupun perusahaan swasta a yang ingin belajar segala hal dalam kaitannya dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Untuk itu Ali mendorong PLN CorpU dan PT PLN (Persero) untuk giat mengomunikasikan segala pencapaiannya lewat berbagai ajang penghargaan, semisal penilaian tentang GCG ataupun kompetisi Creating Leader From Within, di antara dua ajang yang juga ikut diselenggarakan oleh SWA. “Itu bisa menjadi media kami mengomunikasikan hasil kerja agar jadi lebih kredibel, dengan demikian orang lain bisa belajar dari kami,” katanya.

Ali juga berharap PLN CorpU dapat menjadi mesin penggerak bagi keberlangsungan bisnis perusahaan. “Ke depan CorpU harus bisa mendidik semua talent PLN untuk menjadi marketer,” katanya. Dengan demikian, menurutnya, talent PLN tidak hanya menguasai soal teknis kelistirikan saja, tetapi juga harus tahu soal membaca dan menjemput peluang bisnis, serta memasarkan dan melayani pelanggan,” ujarnya. Alasannya, saat ini dan ke depan PLN mulai dihadapkan dengan kondisi disruptif seperti fenomena beberapa perusahaan besar sudah memiliki sumber daya listrik sendiri, dan berbagai tantangan lainnya.

Dalam horizon nasional, menurut Ali, pekerjaan rumah PLN CorpU tak hanya mengurusi internal PLN, tetapi juga harus bisa memainkan peran penting dalam pengembangan Talent Pool BUMN. “Saya berharap PLN CorpU juga bisa menyiapkan talent yang siap dan mampu ditempatkan di BUMN lainnya dengan bidang bisnis selain listrik,” ujarnya.

Wisnoe Satrijono, GM dan Chief Learning Officer PLN CorpU pun mengaku pihaknya kini tengah aktif menyiapkan berbagai konsep untuk mendukung talent pool BUMN. Bahkan, ia juga menyebutkan PLN CorpU memegang peranan penting dalam pembentukan BUMN Corporate University yang dicanangkan dapat diluncurkan pada 2018.

Secara internal, menurut Wisnoe, PLN tengah mempersiapkan agar para general manager (GM) bisa memiliki kecakapan di luar bisnis listrik. Saat ini PLN CorpU menggandeng Rumah Perubahan yang dipimpin Rheinald Khasali untuk menyusun konsep pengembangan kompetensinya. “Jadi nantinya para talent kami juga bisa menangani urusan bisnis lainnya di luar bisnis listrik,” kata Wisnoe, yang juga salah satu editor dari buku Indonesia’s Best Practices of Corporate University itu. (*)

www.Swa.co.id