Management Strategy

Mandiri Tunas Finance Melirik Bisnis Pembiayaan Properti dan Infrastruktur

Mandiri Tunas Finance Melirik Bisnis Pembiayaan Properti dan Infrastruktur

Setelah sukses dengan pembiayaan kendaraan baik mobil baru, bekas dan sepeda motor, kini Mandiri Tunas Finance (MTF) sedang mempertimbangkan untuk masuk ke pembiayaan properti alias kredit pemilikan rumah (KPR) dan infrastruktur. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Direktur MTF, Ignatius Susatyo Wijoyo dalam acara Paparan Kinerja PT Mandiri Tunas Finance kuartal ketiga tahun 2014.

Mandiri tunas finance

Latar belakagnya, menurut Ignatius, dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang tidka juga membaik hingga tahun depan, sehingga kemungkinan pembiayaan konsumtif seperti kendaraan roda empat akan lesu. “Tetapi kami masih menunggu kebijakan yang akan dikeluarkan OJK, jika kebijakannya mendukung maka kami akan masuk ke sana,” jelas Ignatius. Adapun KPR yang diincar adalah KPR kelas menengah yakni 5 – 10 tahun.

MTF sendiri, saat ini sudah memutuskan untuk berhenti memberikan pembiayaan untuk kendaraan roa dua (sepeda motor ( dan kendaraan bekas khususnya truk, karena ingin fokus pada pembiayaan kendaraan roda empat baru (mobil). “Dengan keputusan itu ternyata berdampak positif pada NPL yang menurun dari 1,35 % tahun lalu mnejadi 1,26 % tahun ini” ungkap Ignatius. “Kedepan kami hanya akan fokus pada pembiyaan mobil baru, dan mempersiapkan diri untuk masuk ke bidang properti dan infrasttruktur,” jelas Ignatius.

Untuk memperluas pasarnya, MTF berencana menjalankan strategi aliansi dengan induknya yaitu Bank Mandiri. MTF akan memanfaatkan jaringan cabang Bank Mandiri di seluruh Indonesia beserta nasabahnya. Tak hanya itu MTF juga akan memanfaatkan ketersediaan teknologi satelit induknya yang sudah ada, “Dengan begitu kami akan bisa bergerak lebih cepat untuk mengakses pasar yang lebih luas lagi,” ujar Ignatius.

Di kuartal ketiga tahun 2014 ini, MTF membukukan pendapatan sebesar Rp1,099 triliun, tumbuh 29,51% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp848,704 miliar. Pendapatan yang tumbuh signifikan menyumbang perolehan laba secara signifikan. Laba bersih MTF hingga kuartal ketiga tahun 2014 mencapai Rp 175,297 miliar, naik 29,63 % dari periode yang sama tahun lalu, yang sebesar Rp 135,228 miliar. Sumbangan pendapatan didukung oleh pembiyaan baru sepanjang sembilan bulan tahun ini yang tumbuh 25,24 % menjadi Rp 10,784 triliun dari Rp8,611 triliun di kuartal yang sama tahun lalu.

“Nilai pembiayaan mobil baru mendominasi 93 % dari total nilai pembiayaan yang sebesar Rp 10,784 triliun, jadi untuk mobil baru Rp 10,054 triliun, dan mobil bekas Rp 527 miliar, “ jelas Ignatius. Total aset MTF juga tumbuh 8,54 % menjadi Rp 6,477 triliun di Agustus 2014 dari periode yang sama tahun lalu. Untuk industri secara keseluruhan, menuurt Ignatius, memang diakui piutang pembiayaan mengalami tren perlambatan yakni Rp 363 triliun di Agustus 2014 dari posisi total 2013 yang sebesar Rp 348 triliun. Tren penurunan khususnya terjadi di segmen leasing dikarenakan harga komoditi yang belum stabil dan kebijakan di sektor pertambangan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved