Management

Maskapai Pesan Pesawat, Angka Impor RI Naik

Oleh Admin
Maskapai Pesan Pesawat, Angka Impor RI Naik

Angka total impor nasional sepanjang Januari-November 2012 meningkat. Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan, berpendapat, salah satu penyebabnya adalah adanya pemesanan pesawat terbang oleh sejumlah maskapai di Tanah Air.

Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan (tengah) memberikan konferensi pers terkait kinerja ekspor-impor sepanjang Januari-November 2012, di Jakarta, Jumat (4/1/2013).

“Kita lihat Garuda, Lion, dan airlines lainnya telah memesan 400-500 pesawat yang sudah mulai di-deliver semenjak beberapa tahun yang lalu. Setiap bulan itu ada delivery beberapa pesawat, dan itu telah menimbulkan peningkatan volume impor dan nilai impor secara signifikan,” sebut Gita, di Jakarta, Jumat (4/1/2013).

Dia menjelaskan, angka impor memang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Total impor nasional selama Januari-November 2012 naik 9,4 persen dari periode yang sama tahun 2011. Bila melihat angkanya sebesar US$ 176,1 miliar. Angka ini lebih besar ketimbang total ekspor pada sembilan bulan pertama 2012 yang hanya mencapai US$ 174,8 miliar. Sehingga ada defisit neraca perdagangan sebanyak US$ 1,3 miliar.

“Peningkatan impor ini dahsyat, tentunya karena importasi barang modal dan barang baku yang tinggi sekali,” tegas Gita.

Peningkatan impor barang modal, kata dia, terjadi seiring dengan berkembangnya investasi di dalam negeri. Pabrik-pabrik yang dibangun membutuhkan barang yang belum bisa diproduksi di dalam negeri. Selama Januari-November 2012, porsi impor bahan baku atau penolong mencapai 73 persen dan barang modal sebanyak 20 persen. Dengan demikian, porsi barang konsumsi pun sedikit terhadap total impor. “(Dan) impor produk konsumsi turun 0,4 persen untuk 11 bulan pertama di tahun 2012,” lanjut Gita.

Lebih khusus, ia berujar bahwa pembelian pesawat oleh sejumlah maskapai turut mendongkrak angka impor. Di bulan November 2012, komoditas non minyak dan gas yang mengalami peningkatan impor antara lain kapal laut dan bangunan terapung yang naik 132,6 persen, kapal terbang dan bagiannya naik 23,3 persen, dan bahan kimia organik tumbuh 9 persen.

Menurut dia, pembelian pesawat adalah hal yang lazim karena itu alat transportasi. Akan tetapi, ia berharap, sejumlah komponen dari pesawat yang diimpor bisa diproduksi di dalam negeri. Harapan ini telah Gita sampaikan saat Garuda Indonesia melakukan pembelian pesawat dari perusahaan manufaktur pesawat asal Kanada, Bombardier. “Kalau (ditanya) apakah adakah semangat untuk kita melokalisasi komponen-komponen atas produk-produk yang diimpor khususnya pesawat itu sangat ada,” tutur dia.

“Bukan ban saja saya rasa, termasuk mungkin spare part untuk sayap dan elektroniknya yang sangat sudah dikuasai knowledge oleh kawan-kawan di IPTN atau PT Dirgantara Indonesia, dan kawan-kawan lainnya. Saya rasa ke depan ini akan kelihatan,” tandas Gita mengenai contoh komponen yang bisa dibuat di Tanah Air. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved