Management Trends

Menteri Jonan Dorong Pengembangan Energi Terbarukan

Menteri Jonan Dorong Pengembangan Energi Terbarukan
Menteri ESDM Ignasius Jonan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mendorong pengembangan energi baru, terbarukan,dan konservasi energi (EBTKE) sebagai sumber energi masa depan.

“Pemerintah sepakat bauran energi harus tercapai dengan catatan pemenuhan keekonomian harus terjangkau. Saya yakin kedepannya harga EBT akan kompetitif,” ujar Jonan dalam acara IndoEBTKE ConEx 2017 in conjunction with Bali Clean Energy Forum (BCEF) 2017.

Pemerintah menargetkan pada 2025, bauran energi yang berasal dari sumber energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23%. Terhadap komitmen tersebut, kata Jonan, Pemerintah konsisten untuk terus memaksimalkan pemanfaatan EBT yang ekonomis. “Selama 10 bulan saya di sini (Kementerian ESDM), sudah 700 MW (PPA) ditandatangani untuk pembangkit EBT,” jelasnya.

Lebih lanjut Jonan menceritakan, pernah ada penawaran pembangunan pembangkit listrik tenaga arus laut di Selat Larantuka, Nusa Tenggara Timur. “Saya tanya harganya berapa, kalau US$ 16 sen/kWh silahkan pulang lagi aja. Kalau (harganya) dibawah US$ 10 sen/kWh kita bisa diskusi, coba dicek secara teknis dan teknologi, dan ternyata hari Selasa kemarin (12/9) mereka balik dan menawarkan kembali dengan harga US$ 7,18 sen/kWh. Nah, kalau (harga) US$ 7,18 sen/kWh untuk 25 MW saya jamin PLN akan beli,” jelasnya.

Diakui Jonan, tahun 2017 ini pemerintah memang sedang gencar meningkatkan akses energi dan keadalan pasokan diseluruh pelosok nusantara, baik berupa peningkatan rasio elektrifikasi dan peningkatan kapasitas energi di sektor EBT. “Arahan Presiden Joko Widodo ada 3 hal yang harus dipenuhi, yaitu ketersediaan listrik, distribusi dan harga terjangkau,” ujar jonan.

Guna mendorong penggunaan energi bersih, pemerintah tidak pernah mengurangi komitmennya dalam pengembangan EBT, sesuai dengan komitmen Presiden pada COP 21 di Paris. Untuk itu, dalam penyelenggaraan tahun ini, IndoEBTKE ConEx in conjunction with Bali Clean Energy Forum (BCEF) mengambil tema “Renewable Energy is a Solution for Energy Security and Paris Agreement”.

Selain itu, pada acara ini ditandatangani juga beberapa kesepakatan terkait pengembangan EBTKE, yaitu penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama antara Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi dengan Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia tentang Solar Fotovoltaik pada Atap Bangunan Baru Perumahan;

Kedua juga dilakukan penandatanganan kerjasama pendanaan untuk pengembangan Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) antara PT. PLN (Persero) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) tentang Kerja Sama Pengembangan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). Tak hanya itu, kerjasama riset, Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber Daya Panas Bumi antara Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Bandung, Trisakti, PT PLN (Persero), dan PT Geodipa Energi (Persero)

Juga, penandatanganan kerja sama antara Balitbang Kementerian ESDM dengan China National Petroleum Corporation tentang Percepatan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral di Indonesia.

IndoEBTKE ConEx merupakan acara rutin setiap tahun yang diselenggarakan Direktorat Jenderal EBTKE bersama dengan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) dan telah dimulai sejak tahun 2012 yang bertujuan untuk mensinergikan pemikiran dan tindakan seluruh pemangku kepentingan energi baru, terbarukan dan konservasi energi dalam membangun ketahanan energi nasional.

Sementara BCEF merupakan pertemuan berbagai pemangku kepentingan di tingkat nasional dan internasional untuk berdiskusi dan mencari solusi mengenai percepatan pengembangan energi bersih. BCEF pertama diselenggarakan pada tanggal 11-12 Februari 2016 di Bali oleh Kementerian ESDM yang dikoordinasikan bersama antara Balitbang ESDM dengan International Energy Agency (IEA).

Pelaksanaan IndoEBTKE ConEx in conjunction with BCEF 2017 meliputi kegiatan seminar dan pameran selama tiga hari penuh, dimana BCEF masuk dalam agenda Plenary Session I hari pertama dan Plenary Session 4 hari kedua. Sementara pelaksanaan pada hari ketiga merupakan kombinasi antara seminar, training, dan bilateral meeting business-to-business.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved